RAKYAT.NEWS, JAKARTA – Sejumlah organisasi pekerja migran di Indonesia menyambut pulangnya Mary Jane Veloso ke negara asalnya, Filipina pada 18 Desember 2024 yang bertepatan dengan Hari Buruh Migran Internasional.

Kejadian yang dialami Mary Jane menjadi bukti bahwa apa yang dihadapi oleh para pekerja migran adalah hal yang rentan untuk mencari penghidupan akibat kurangnya lapangan kerja yang layak.

“Hari ini adalah bukti ketangguhan Mary Jane Veloso, keluarganya, dan para buruh migran yang tak terhitung jumlahnya yang tanpa lelah memperjuangkan keadilan dan martabat,” ujar Keluarga Besar Buruh Migran Indonesia (KABAR BUMI), Iweng Karsiwen, dalam keterangan tertulis.

“Kepulangan Mary Jane adalah kemenangan kolektif gerakan migran, perempuan dan hak asasi manusia serta semua pihak yang percaya bahwa keadilan tidak dapat dicapai dengan pidana mati. Kemenangan ini merupakan hasil dari advokasi, solidaritas, kesabaran dan dan harapan yang tak kenal lelah sekaligus bukti kekuatan solidaritas internasional.” tambah Iweng.

Kisah Mary Jane, kata Iweng, memberikan gambaran tentang bagaimana penderitaan dan kesulitan yang dialami oleh buruh migran dan menegaskan betapa pentingnya tanggung jawab negara dalam melindungi hak-hak dan kesejahteraan buruh migran.

Mary Jane adalah seorang buruh migran asal Filipina yang menjadi korban perdagangan manusia dan sempat terkatung-katung dalam ketidakpastian hukum selama lebih dari satu dekade di Indonesia.

Mulanya, Mary direkrut untuk menjadi pekerja rumah tangga migran di Malaysia. Namun ditangkap pada tahun 2010 di Indonesia, setelah dijadikan sebagai tenaga kurir narkotika. Kejadian ini membuat sejumlah pihak untuk menggalang dukungan, bersatu untuk menyerukan grasi, pemulangan dan bahkan penghapusan hukuman mati.

Kepulangannya ke daerah asal menjadi simbol perjuangan kolektif untuk perlindungan buruh migran di seluruh dunia.