JAKARTA – Perusahaan kuliner Hungry punya langkah sederhana dalam mengurangi pembuangan sampah langsung ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Ceo Hangry, Abraham Viktor, mengatakan telah menyadari permasalahan mengenai sampah menjadi hal penting yang perlu diperhatikan dengan baik.

Baca Juga : Munculkan Kuliner Bantaeng, Dinas Pariwisata Gelar Pelatihan Tata Boga

Dalam praktiknya, perusahaannya sudah bekerjasama dengan berbagai pihak seperti pemerintah daerah dan bisnis lokal dalam mengelola sampah.

Kerjasama yang masih dilakukan hingga sekarang dan akan terus Hangry lakukan adalah dalam mengelola sampah reguler dari tiap gerai seperti kardus bekas, minyak jelantah dan jeriken bekas untuk dapat didaur ulang dan mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke TPA.

“Kami terus memperhatikan praktek bisnis kami dan dampaknya kepada lingkungan termasuk bumi. Kami sadar saat bisnis berkembang, maka bagaimana kami tetap bisa saling mendukung dengan alam dan menjaganya dengan baik, juga perlu kami tingkatkan. Bisa dibilang, don’t take it for granted,” kata Abraham dalam keterangan resmi, Jumat.

Hungry bekerja sama dengan komunitas XsProject mendonasikan 565 kilogram kemasan makanan tidak terpakai kepada Lapak Pak Mamat yang berada dibawah naungan organisasi non-profit yang bertujuan meningkatkan hidup pemulung.

Setengah ton kemasan ini nantinya akan diberikan kepada instansi pelaku proses daur ulang dan digantikan dengan imbalan berupa uang.

Uang yang terkumpul dari penerimaan 565 kilogram kemasan tidak terpakai tersebut menjadi pemasukan tambahan untuk keluarga-keluarga pemulung yang berada di dalam komunitas Lapak Pak Mamat.

“Kami berterima kasih kepada XSProject yang telah bersedia mendukung langkah kecil kami. Bagi Hangry, XSProject adalah mitra yang membuka mata kami karena melalui donasi ini, selain mencegah sampah langsung masuk ke TPA, Hangry juga bisa membantu komunitas pemulung yang berada di bawah naungan XSProject,” ujar dia.