OPINI – Genderang perhelatan Partai Demokrat Sulawesi Selatan ke-4 mulai ditabuh. Tentu ini akan menarik banyak perhatian pihak, mulai dari politisi, bahkan hingga ke kalangan milenial (pemuda).

Baca Juga : Luwu Utara Raih Penghargaan Opini WTP LKPD 2020

Olehnya itu, kita sebagai kader Partai Demokrat memiliki tanggung jawab untuk mengedepankan budaya politik yang sekiranya dapat menjadi contoh bagi masyarakat dan pemuda sebagai generasi pelanjut.

Pada gilirannya, saya menyimpulkan bahwa peran budaya politik santun, bersih dan beretika adalah jalan memperkokoh sebuah organisasi, baik organisasi kemasyarakatan maupun organisasi politik.

Untuk menuju kesitu kita butuh tiga hal :

1.Etika politik

Etika politik mengandung misi kepada setiap politisi untuk bersikap jujur, amanah, sportif, siap melayani, berjiwa besar, memiliki keteladanan, rendah hati dan siap mundur dari jabatan publik apabila terbukti melakukan kesalahan dan secara moral kebijakannya bertentangan dengan hukum yang berlaku.

2.Kesadaran

Politik yang kita perjuangkan bukan hanya semata politik kekuasaan yang sama sekali tidak mempertimbangkan banyak hal termasuk perpecahan di tubuh organisasi demi sebuah posisi. Tapi lebih kepada pengabdian ke organisasi yang berdampak kesejahteraan masyarakat luas.

3.Budaya Politik Santun, Bersih dan Beretika

Ini sangat dibutuhkan bagi para calon pemimpin organisasi kepemudaan, pemerintahan dan termasuk juga calon pemimpin Partai Demokrat Sulsel kedepan agar menjauhi sikap dan perbuatan yang dapat merugikan bangsa dan organisasi seperti misalkan menghianati rakyat dengan tidak amanah pada jabatannya (korupsi).

Kita harus terus menggali budaya kita yang mengajarkan kita tentang budi pekerti dan menjadikannya sebagai pondasi ‘civil education’ agar tercipta generasi yang paham budaya dan etika politik.

Partai Demokrat harus meninggalkan legacy yang baik kepada generasi pelanjut di setiap monentum yang ia lalui.