Rekam Jejak vs Gagasan Baru: Pertarungan Panas Menuju Rektor Unhas 2026–2030
MAKASSAR, RAKYAT NEWS– Pemilihan Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas) periode 2026–2030 kian memanas. Tahapan penyaringan dan pengambilan nomor urut bakal calon rektor (bacarek) telah rampung, dengan enam nama resmi masuk dalam bursa. Lima di antaranya merupakan penantang baru, sementara satu nama adalah petahana: Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc atau yang akrab disapa Prof JJ. Para bacarek pun mulai memaparkan visi dan misinya, membawa publik pada adu gagasan yang menarik.
Prof JJ tampil percaya diri membawa portofolio keberhasilan selama memimpin Unhas sejak 2020. Dalam kepemimpinannya, Unhas berhasil menembus jajaran tiga besar universitas terbaik nasional, sekaligus mencatatkan rekor sebagai universitas dengan jumlah profesor terbanyak di Indonesia. Tidak hanya itu, Unhas juga menjadi juara dalam pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), dengan 73 proposal mahasiswa berhasil didanai pada tahun 2025.
Tak sekadar prestasi akademik, Prof JJ juga mengeklaim telah menjalankan Asta Cita Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran, khususnya dalam memperkuat sumber daya manusia, teknologi, pendidikan, dan kesetaraan gender. “Unhas telah menjadi model kampus yang inklusif, modern, dan bertaraf global,” ujar Prof JJ dalam salah satu forum penyampaian visi.
Di bawah kepemimpinannya, Unhas berhasil mencatat sepuluh capaian strategis, di antaranya adalah transformasi digital dalam sistem akademik, tata kelola dan keuangan yang transparan, hingga penguatan layanan untuk mahasiswa dan alumni. Kualitas akademik juga menunjukkan lompatan besar. Dari 235 program studi, 63% telah memperoleh akreditasi unggul di tingkat nasional, dan 35% lainnya telah menyabet akreditasi internasional.
Keberhasilan ini ditopang pula oleh prestasi mahasiswa yang meningkat tajam. Dalam enam bulan pertama tahun 2025, mahasiswa Unhas telah menyabet 230 medali di berbagai ajang nasional dan internasional. “Ini bukti bahwa kultur akademik yang kita bangun tidak hanya menghasilkan ilmuwan, tapi juga juara di berbagai lini,” tambah Prof JJ.
Sementara itu, visi jangka panjang Unhas hingga 2030 yang diusung Prof JJ tetap konsisten pada arah semula: menjadikan Unhas sebagai pusat unggulan dalam pengembangan manusia, ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya berbasis Benua Maritim Indonesia (BMI). Untuk periode menengah 2025–2029, Unhas mengusung tema “Unhas Mandiri dan Modern berbasis BMI”.
Namun, para penantang juga tidak tinggal diam. Salah satunya adalah Prof Budu, yang dalam kertas kerjanya membawa konsep baru bertajuk “Kampus Berdampak”. Gagasan ini menekankan pembentukan karakter mahasiswa yang membumi dan intelektual yang peka terhadap isu sosial serta lingkungan sekitarnya. Prof Budu juga menawarkan transformasi tata kelola berbasis kolaborasi dan efisiensi sumber daya.
Program unggulan yang ditawarkan Prof Budu adalah “Festival Kampus Berdampak”, sebuah platform yang akan menjadi ajang aktualisasi mahasiswa dan dosen dalam menunjukkan kontribusi nyata kampus bagi masyarakat. Ia juga menyoroti pentingnya melanjutkan roadmap pengembangan Unhas 2015–2030 yang telah dirumuskan oleh rektor-rektor sebelumnya sebagai dokumen strategis jangka panjang.
“Dalam kertas kerja ini, kami berkomitmen menjaga arah pembangunan Unhas sesuai dokumen Rencana Pengembangan Unhas 2030. Visi kami tetap sama, tetapi pendekatannya akan kami revitalisasi dengan lebih membumi dan partisipatif,” ujar Prof Budu. Dengan menyitir kembali visi Unhas sebagai pusat unggulan berbasis maritim, ia menegaskan pentingnya kesinambungan sekaligus inovasi dalam memimpin perguruan tinggi sebesar Unhas.
Adu gagasan antara petahana dan penantang ini menandai babak baru demokrasi kampus. Pilrek Unhas 2026–2030 bukan hanya soal siapa yang akan duduk di kursi rektor, tapi juga tentang arah masa depan kampus merah dalam menghadapi tantangan global dan kebutuhan lokal.(Uki)

Tinggalkan Balasan