GOWA – Seorang anak melayangkan curhatan terkait kondisi ibunya, beberapa hari ini hampir tiap malam menangisi hasil tes PPPK 2021 yang diikuti.

Baca Juga : DPR: Seleksi PPPK Guru Honorer Tak Cerminkan Langkah Afirmatif

Berdasarkan pengakuan anak, Indra mengatakan, ibunya menangisi hasil tes PPPK yang berubah dan harapannya untuk mengakhiri masa honorer telah sirna.

“Hampir tiap malam saya melihat tangisan dan air mata yang jatuh dari ibu saya. Ini dikarenakan adanya ketidakjelasan dan kurang efektifnya cara penyampaian sistem. Awalnya menyatakan ibu saya lulus dari tes PPPK yang diselenggarakan pemerintah, namun setelah masa sanggah ia dinyatakan tidak lulus dengan skor nilai nol. Harapannya selama hampir 20 tahun honorer dan mengabdi kepada negara seakan hilang,” ucapnya, Rabu (3/11/2021).

Hj.Sitti Supiani, Guru Honorer tersebut awalnya dinyatakan lolos pada formasi SMP Negeri 4 Bontonompo sebagai Guru Seni Budaya, menempati peringkat pertama dengan total nilai sebesar 700.

Namun, setelah melengkapi seluruh berkas persyaratan yang diajukan dan masa sanggah berlalu, hasil tertera pada akunnya menyatakan ia tidak lolos. Menempati peringkat delapan dengan nilai 0.

Ia mengatakan, ibunya telah melontarkan semua harapan yang akan ia lakukan setelah melihat hasil pengumuman.

“Kalimat ibu yang paling saya ingat dia lontarkan kepada saya yaitu, beliau ingin gaji pertamanya akan diberikan semaunya kepada kakek dan nenek saya, ingin syukuran dengan mengundang teman-teman dan keluarga,” katanya.

Indra menegaskan, tidak menyalahkan pemerintah, malah berterima kasih. Ia hanya mempersoalkan sistem yang kurang jelas dan tidak efektif.

“Saya tidak menyalahkan pemerintah, tidak sama sekali. Saya malah berterima kasih atas terlaksananya penerimaan ASN, meski pun sistem PPPK setidaknya impian dan cita-cita ibu saya bisa jadi ASN. Yang saya persoalkan sistemnya yang kurang jelas dan penginformasiannya yang kurang efektif,” tegasnya.