RAKYAT NEWS, JAKARTA – Dalam suasana penuh kekhidmatan dan kehangatan kekeluargaan, berlangsung sebuah peristiwa bersejarah yang mencerminkan keindahan persatuan budaya Nusantara. Keluarga besar Bugis Makassar, yang dalam kesempatan mulia ini diwakili oleh Koordinator I Jaksa Agung Muda Perdata dan Tata Usaha Negara (Jamdatun) Kejaksaan Agung Republik Indonesia, H. Ferry Taslim, S.H., M.Hum., M.Si., Dt. Toembidjo, yang juga merupakan seorang Niniak Mamak Minangkabau, hadir dengan penuh takzim menyampaikan hajat mulia meminang putri dari keluarga besar Brigjen Pol Nuryadi Purtono, S.I.K., M.Si. dan dr. Yunita Elisabeth, Ahad 26 Oktober 2025.

Dalam sambutan yang penuh wibawa, Dt. Toembidjo menyampaikan rasa syukur ke hadirat Allah SWT atas terjalinnya pertemuan dua keluarga besar yang berasal dari latar adat berbeda—Bugis Makassar dan Jawa—namun disatukan oleh nilai luhur bangsa dan ikatan silaturahmi yang suci. Beliau menuturkan bahwa kedatangan rombongan bukan sekadar kunjungan adat, melainkan langkah penuh harap untuk mempersatukan dua insan pilihan: ananda Andi Muwahhidin Mulyadi, putra dari keluarga Bapak Andi Mulyadi, S.E., M.Mar Eng dan Ibu Hj. Arlianti, S.E., dengan ananda Regi Mustika, putri tercinta dari keluarga Brigjen Pol Nuryadi Purtono, S.I.K., M.Si. dan dr. Yunita Elisabeth.

Dalam redaksi yang sarat makna, beliau menegaskan bahwa maksud kedatangan hari itu adalah menyampaikan niat tulus seorang putra untuk meminang putri pilihan hati, dengan penuh penghormatan kepada kedua orang tua sang gadis, agar ridha dan doa restu dapat mengiringi perjalanan menuju mahligai rumah tangga.

“Kami datang dengan hati yang teduh dan niat yang luhur. Apa yang kami bawa bukan sekadar hantaran, melainkan simbol kasih sayang, adat yang dijunjung, dan tekad untuk memuliakan putri Bapak dan Ibu menjadi bagian dari keluarga besar kami,” ungkap Ferrytas dalam sambutannya.

Suasana haru dan bahagia menyelimuti ruangan, ketika simbol-simbol adat dipersembahkan dan tali silaturahmi diikat dalam jalinan kehormatan antara dua keluarga. Lamaran ini menjadi momentum penting yang mengukuhkan harmoni budaya Nusantara—di mana kearifan Bugis Makassar yang menjunjung siri’ na pacce, kemuliaan adat Minangkabau yang mengangkat marwah adat basandi syara’, syara’ basandikan Kitabullah serta kehalusan budi adat Jawa bertemu dalam satu ikatan suci.

Acara ditutup dengan doa bersama, penuh harap agar Allah SWT memberikan keberkahan atas niat yang disampaikan, memudahkan jalan bagi kedua mempelai, dan menjadikan pertemuan ini sebagai permulaan dari generasi baru yang membawa kebaikan bagi keluarga, agama, dan bangsa. (*/

YouTube player