MAKASSAR – Progres pembebasan lahan Kereta Api Trans Sulawesi untuk wilayah Maros dan Pangkep sudah hampir rampung 100 persen.

Baca Juga Vaksin Covid-19 Anak 6-11 Tahun Dapat Izin dari BPOM, Berikut Syaratnya!

Plt Kabalai Pengelola Kereta Api Sulawesi Selatan, Hasbudi Samad mengatakan, walaupun sedikit tersendat perkembangan pembangunan jalur rel kereta api wilayah Pangkep-Maros untuk pengadaan tanah hampir 100 persen.

“Perkembangan pembangunan jalur rel kereta api wilayah Pangkep-Maros untuk pengadaan tanah hampir 100 persen walaupun agak tersendat karena adanya perubahan musim yang cepat serta masih adanya warga yang bertahan dengan meminta kenaikan uang ganti rugi (ugr),” ucapnya saat dihubungi pihak media rakyat.news via whatsapp, kamis (4/11/2021)

Ia menambahkan, diduga ada pihak-pihak tertentu yang mencoba memprovokatori warga untuk bertahan dengan meminta kenaikan ugr.

“Warga bertahan dengan alasan meminta kenaikan ugr, hal ini diduga karena adanya pendampingan atau provokasi dari LSM/warga lain yang menjanjikan masih bisa naik harganya padahal sudah tidak ada yang bisa dilakukan,” katanya

Ia melanjutkan, dari beberapa tanah warga yang terdampak, ada yang sudah di konsinyasi dan ada pula yang sementara dalam proses.

“Kalau yang ada di daerah Maros masih ada sekitar 5-10 bidang tanah yang belum di konsinyasi karena masih sementara proses kelengkapan dokumen dari kantor Pertanahan untuk kita teruskan ke Pengadilan Negeri sedang untuk wilayah Pangkep semua sudah di konsinyasi. Karena sebagian sudah melalui proses konsinyasi yaitu proses penitipan ugr di Pengadilan dengan begitu sebenarnya secara hukum tanah sudah menjadi tanah negara,” katanya

Plt kabalai ini menutup obrolannya dengan mengatakan, kami tetap optimis dengan kolaborasi semua pihak kita dapat memberikan gambaran dan pencerahan kepada warga bahwa tidak ada lagi celah hukum yang dapat dilakukan dalam proses penambahan ugr.