JAKARTA – Dari rokok konvensional ke produk alternatif dapat mengurangi risiko penyakit gigi dan mulut para perokok aktif.

Hal tersebut disampaikan oleh Akademisi Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran (Unpad) Dr. drg. Amaliya, M.Sc, PhD.

Baca Juga : 5 Tips Menjaga Imunitas Tubuh

Amaliya mengatakan, apabila perokok sulit berhenti, dapat melakukan dengan melakukan alternatif lain yang mengurangi risiko penyakit.

“Pada produk tersebut tidak ada pembakaran. Pembakaran menyebabkan terbentuknya TAR (total aerosol residue) dan zat lain yang bersifat toksik,” katanya melalui siaran pers, Minggu (07/11).

Ia, lanjutnya, rokok konvensional yang dibakar mengeluarkan zat beracun TAR yang menjadi pemicu kanker dan membuat gigi berwarna kuning.

Sedangkan produk alternatif memiliki risiko lebih rendah karena tembakau tidak dibakar, melainkan dipanaskan sehingga yang keluar bukanlah asap, namun uap.

Untuk itu, Amaliya bersama UNPAS menyatakan akan terus menggelar penelitian terkait kesehatan gusi dan rongga mulut, serta opsi alternatif yang bisa dimanfaatkan bagi mereka yang rentan risiko seperti perokok.

“Konsumsi rokok dapat menghambat reaksi gusi (radang) ketika terjadi serangan bakteri akibat kondisi mulut yang tidak higienis pada perokok. Padahal, terjadinya peradangan sangat penting sebagai penanda kondisi mulut sedang tidak sehat, supaya segera ditangani demi menghindari potensi kondisi yang lebih buruk,” katanya.

Baca Juga : Bea Cukai Kudus Ungkap Kasus Rokok Ilegal