MAKASSAR – Sejalan dengan perlambatan ekonomi nasional, perekonomian wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua) tumbuh melambat 5,79% (yoy) pada triwulan III 2021, namun di atas pertumbuhan ekonomi nasional yang tumbuh 3,51% (yoy). Pertumbuhan ekonomi Sulampua juga tercatat paling tinggi dibandingkan wilayah lainnya (Jawa, Kalimantan, Sumatera dan Balinusra).

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulsel, selaku Koordinator Wilayah Sulampua, Causa Iman Karana melalui siaran pers, Selasa (09/11).

Baca Juga : Sulsel Catatkan Pertumbuhan Ekonomi 3,24% (yoy) Pada Triwulan III 2021

Kinerja perekonomian Sulampua utamanya didorong oleh dua Lapangan Usaha (LU) utama. LU Pertambangan tumbuh tinggi 17,71% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 16,06% (yoy). Angka ini mencerminkan masih positifnya kinerja produksi pertambangan di wilayah Sulampua.

“Selanjutnya, LU Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan tumbuh 3,83% (yoy), lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang tumbuh 2,52% (yoy). Kinerja positif LU ini turut dipengaruhi oleh panen raya pertanian. Di sisi lain, seiring dengan normalisasi permintaan domestik pasca berlalunya HBKN Idul Fitri, serta adanya pengetatan PPKM di berbagai wilayah, pertumbuhan ekonomi Sulampua pada triwulan III tercatat lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 8,62% (yoy),” ujarnya.

Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi Sulampua terutama didorong oleh kinerja Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang tumbuh 14,10% (yoy), lebih tinggi dari 12,86% (yoy) pada triwulan sebelumnya.

Kinerja positif ini didorong oleh berlanjutnya realisasi investasi industri pengolahan dan megaproyek swasta di beberapa provinsi di wilayah Sulampua. Konsumsi Rumah Tangga di Sulampua tetap tumbuh positif 2,20% (yoy), meskipun lebih rendah bila dibandingkan 6,37% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Net ekspor Sulampua pada triwulan III 2021 tumbuh sebesar 19,42% (yoy), lebih rendah dibandingkan 58,36% (yoy) pada triwulan sebelumnya.