JAKARTA – Sampai dengan TW III 2021, PLN Peduli telah menjalankan 71 program desa wisata yang tersebar di seluruh Indonesia dengan total nilai bantuan lebih dari Rp 6 miliar, Selana (16/11/2021).

Kepedulian PLN dalam dalam mendukung pengembangan desa wisata melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) ini memperoleh apresiasi dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Baca Juga: Sebagai Kendaraan Operasional, PLN Pakai 264 Motor Listrik Gesits

Direktur Infrastruktur Ekonomi Kreatif Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Hariyanto mengungkapkan, PLN menjadi bagian penting dalam pengembangan desa wisata.

Hal tersebut diperkuat dengan MoU PLN dan Kemenparekraf pada 29 September 2021 terkait pemenuhan pasokan listrik di destinasi pariwisata.

Nantinya, PLN siap mendukung penyediaan kebutuhan listrik untuk untuk Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) dan Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP) dengan estimasi kebutuhan listrik sebesar 344 megawatt (MW).

“Kementerian Parekraf mendapatkan manfaat dalam pengembangan desa wisata atas dukungan penuh dari PLN. Manfaat dukungan dapat dirasakan dari sarana prasarana, pertumbuhan ekonomi desa, adanya inovasi, dan menjadi destinasi berkelanjutan,” katanya.

Khusus dukungan sarana prasarana, TJSL PLN memberikan manfaat ke Wisata Edukasi Terpadu Desa Wisata Sendi – Kabupaten Mojokerto, dan pengembangan Desa Wisata Kebumen.

Selain itu, TJSL PLN juga diimplementasikan menjadi Electrifying Agriculture. Dukungan ini dirasakan oleh Wisata Tani Betet Jawa Timur dan Eduwisata Ragunan Jakarta.

“Akhirnya dukungan PLN di sektor pariwisata akan mendorong pengembangan desa wisata yang otomatis membuka lapangan kerja, memberikan stimulus pertumbuhan ekonomi, hingga kemandirian desa,” tambahnya.

Salah satu ‘ local hero’ Permrakarsa Desa Wisata Betet – Nganjuk, Jawa Timur, Achmad Syaikhu memaparkan beragam dukungan TJSL PLN yang berdampak pada meningkatnya geliat ekonomi desa.

“PLN melakukan pendampingan sejak 2017. Eskalasi pertumbuhan perekonomian sangat terasa. Yang semula pada 2017 saja kami hanya ada dua pedagang, saat ini ada 64 pedagang di wilayah desa wisata,” katanya.

Menurut dia, program ini juga meningkatkan lapangan pekerjaan. Dari yang semula hanya ada 5 orang pekerja, sekarang sudah mencapai 93 pekerja.  

Sebelum TJSL PLN datang, warga Desa Betet berupaya melakukan normalisasi sungai Apur, mengingat terjadi pendangkalan sungai saat kemarau. Di sisi lain, saat musim penghujan datang, sawah lebih mudah banjir.

Achmad mengatakan, awal mula kehadiran TJSL PLN, dimulai dengan survai mengunjungi lokasi dan membantu peningkatan kualitas sumber daya manusia. Hal itu dilakukan pada 2018.

Selanjutnya, pada 2019 PLN sudah melakukan aksi penanaman pohon yang bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup Nganjuk.

“Tahun lalu, PLN melanjutkan program pembangunan inftrastruktur dan pelatihan lokasi. Untuk 2021, PLN melakukan pavingisasi dan memoles estetika lokasi,” ujarnya.

Terkait Electrifying Agriculture, Achmad mengaku PLN membantu mendorong produktivitas hidroponik. Hal ini, sekaligus membantu menarik perhatian milenial dalam wisata pertanian.