JENEPONTO – Pemangku Adat Bangkala menolak keras pengukuhan Lembaga Adat Gallarang, dan pelantikan Karaeng Barana, Puang Karaeng Botto Deppa Beta (Karaeng Bulu) Raja ke 12 Kajang Karaeng Sajanga Ri Kajang, Bulukumba di Desa Barana, Kecamatan Bangkala Barat, Jeneponto, pada Minggu 5 Desember depan.

Lantaran Pelantikan Karaeng Barana dinilai kontroversial melanggar norma adat istiadat Bangkala.

Pemangku Adat Bangkala, Saiful Mustamu Karaeng Bangkala mengatakan, apapun bentuknya, baik pengukuhan lembaga Adat Gallarang atau Pelantikan Karaeng Barana tidak boleh dilaksanakan di desa Barana. Sebab, kata dia sangat bertentangan dengan norma-norma tatanan adat yang telah berlaku secara turun-temurun di Wilayah Kecamatan Bangkala.

“Saya mohon maaf kepada masyarakat Barana, Saya ini anak langsung dari H.Mustamu Karaeng Bangkala, dan dinobatkan msebagai pemangku adat Bangkala, tapi saya tidak dilantik Karaeng Bangkala, sepanjang pengetahuan saya tidak pernah ada yang namanya Karaeng Barana, di Barana. Yang ada hanya Gallarrang Barana dari dulu sampai sekarang. “Sekali lagi tidak pernah ada Karaeng di Barana, Kecuali yang dilantik Karaeng hanya Karaeng Bangkala,” ucap Mustamu.

Sekali lagi mohon maaf kepada Masyarakat Barana kalau anda punya turunan dari Kajang silahkan dilantik di Kajang, Tapi bukan di Bangkala. “Kalau ada yang mau dilantik Karaeng di Bangkala itu KARAENG PALSU, sekali lagi KARAENG PALSU ATAU IMITASI,” tegas Saiful Karaeng Bangkala.

Perlu diketahui, Kerajaan Bangkala sejak berdirinya tidak pernah ada namanya Kerajaan Barana. Pada saat itu, hanya ditunjuk seorang warga untuk diberikan Gallarang semacam jabatan setingkat desa. “Bukan dilantik sebagai Karaeng, di Bangkala cuma ada satu Karaeng di lantik saat itu, Yakni H. Mustamu Karaeng Bangkala,” kata Saiful Karaeng Bangkala.