KAIRO – Wakil Ketua Umum DMI, Komjen Pol (P) DR.H.Syafruddin, M.Si., memimpin Forum Komunikasi Pesantren Muadalah (FKPM) berkunjung ke Al-Azhar, Minggu (28/11/2021).

Baca Juga : Syafruddin: Pemuda Pencipta Sejarah di Masa Depan

Kunjungan ke Majma’ Al-Buhust Al-Islamiyah (Pusat Riset keislaman Al-Azhar) diterima oleh Sekjennya Syaikh Prof.Dr. Nadzir Ayyadh.

Pertemuan dengan Sekjen tersebut dalam rangka mengajukan muadalah (penyetaraan) ijazah pesantren yang tergabung dalam FKPM dengan Al-Azhar.

Usai pertemuan, Syafruddin mengatakan, Muadalah pondok pesantren bukan hanya berlaku untuk Indonesia, tetapi berlaku bagi seluruh dunia dalam mengukur kemampuan para santri untuk melanjutkan pendidikan di Al-Azhar.

“Kita berharap santri mendapat lebih banyak kesempatan untuk belajar di Al-Azhar. Kelak, para santri yang menjadi alumni Al-Azhar dalam menyebarkan ajaran Islam yang wastiyah di Indonesia sehingga kiprah alumni Al-Azhar bisa dirasakan oleh rakyat Indonesia,” ujar Syafruddin.

Sementara itu, menurut Sekjen FKPM yang juga Pengasuh Pesantren Termas, KH. Luqman Al-Hakim Harist Dimyati ada sekitar 40-an pesantren dari unsur salafiyah maupun ashriyah yang mengajukan muadalah, antara lain: Tremas, Manonjaya, Al-Ikhlas Taliwang, Darussalam Bogor, Baitul Hidayah Bandung, Al-Mizan Banten, Darul Azhar Banten, Mawaridussalam Medan, Al-Amien Madura, Al-Amanah Al-Gontory Tangerang, Darul Quran Tangeran, Al-Ishlah Bondowoso, dan lain-lain.

Sebelum ini, ada 9 pesantren yang telah mendapatkan muadalah terlebih dahulu, antara lain: Darussalam Gontor, Darunnajah Jakarta, Tazakka Batang, Al-Ikhlas Kuningan, Amanatul Ummah Mojokerto, dan Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta.

Sekjen Syaikh Nadzir menyambut baik niat delegasi pimpinan pesantren tersebut, menurutnya hal ini adalah salah satu bentuk kaderisasi dan investasi sumber daya manusia.

“Ini merupakan bentuk kaderisasi dan investasi sumber daya manusia. Al-Azhar akan terus berkomitmen menyiapkan ulama-ulama mumpuni di masa depan,” ucapnya.