MAKASSAR – Hari ini Presiden Republik Indonesia Bapak Joko Widodo telah menyerahkan DIPA Kementerian/Lembaga serta Daftar Alokasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa tahun anggaran 2022 di Istana Negara kepada semua Pimpinan Kementerian/Lembaga dan  Gubernur seluruh Indonesia.

APBN 2022 didesain antisipatif, responsif, dan fleksibel sedemikian rupa namun tetap mencerminkan optimisme dan kehati-hatian sehingga mampu merespons ketidakpastian kondisi ekonomi kedepan dan mengantisipasi pandemi Covid-19 yang belum juga berakhir.

Rancangan Undang-Undang (RUU) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2022 telah disepakati bersama antara Pemerintah dan DPR untuk menjadi Undang-Undang dalam Rapat Paripurna DPR ke-6 Masa Persidangan I Tahun Sidang 2021-2022.

Ekonomi Nasional 2022 diperkirakan tumbuh pada kisaran 5,0-5,5 persen. Target ini menggambarkan proyeksi pemulihan yang cukup kuat, dengan dukungan pertumbuhan investasi dan ekspor serta tindak lanjut kebijakan pelaksanaan reformasi struktural.  Pertumbuhan ekonomi 2022 yang cukup menantang memerlukan usaha maksimal semua pihak untuk mendukung pencapaiannya.

Hal ini tentunya perlu kehati-hatian dan kewaspadaan terutama pada perkembangan Covid-19 yang masih sangat dinamis serta kemampuan kita dalam menyukseskan Program PEN dan protokol kesehatan (booming Covid19 bulan Juli jangan sampai berulang). Pemerintah diharapkan fokus untuk terus melindungi keselamatan masyarakat dalam menghadapi risiko Covid-19 yang masih penuh ketidakpastian. Pengendalian pandemi menjadi fokus utama dan terus diperbaiki.

Selain tingkat pertumbuhan ekonomi pada kisaran 5,2 persen asumsi indikator ekonomi makro lainnya yang digunakan adalah inflasi yang dijaga pada tingkat 3 persen dimana laju inflasi 2022 diperkirakan akan mengalami penguatan seiring meningkatnya permintaan masyarakat, nilai tukar rupiah bergerak pada kisaran Rp14.350 per USD.

Namun, Pemerintah dan otoritas moneter akan terus mewaspadai potensi tekanan pasar keuangan global akibat upaya normalisasi kebijakan Pemerintah AS seiring dengan pemulihan ekonomi AS yang diprediksi akan lebih cepat dari perkiraan. Di samping itu suku bunga SUN 10 tahun ditetapkan 6,8 persen,  Harga minyak mentah Indonesia 63 USD/barel, Lifting minyak bumi 703 ribu barel/hari dan Lifting gas 1.036 ribu barel setara minyak/hari.