RAKYAT NEWS – Tim Peneliti Internasional menemukan DNA Denisovan pada kerangka manusia manusia purba di situs pra sejarah Leang Paningnge, Kecamatan Mallawa, Kabupaten Maros. Penelitian yang mengubah sejarah evolusi manusia ini memperoleh atensi global setelah artikel ilmiahnya termuat pada jurnal akademik paling prestisius, Nature, edisi 25 Agustus 2021.

Prof. Dr. Akin Duli, MA menjelaskan pada jumpa pers, Selasa (31/08) melalui platform zoom meeting, pukul 10.00 Wita, asal mula penemuan tersebut. Dirinya dan sejumlah peneliti Unhas, termasuk Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA, tercatat diantara 28 orang penulis artikel Nature berjudul: Genome of middle Holocene hunter-gatherer from Wallacea.

“Kisahnya dimulai pada tahun 2015, ketika saya dan tim peneliti dari Departemen Arkeologi Unhas melakukan penggalian di situs prasejarah di Mallawa. Kami menemukan kerangka manusia purba berupa tengkorak. Kami mengkaji tengkorak tersebut, namun karena keterbatasan teknologi termasuk biaya, selama dua tahun kami hanya menemukan sedikit informasi arkeologis,” kata Prof. Akin Duli.

Ketika itu, pemahaman mengenai kerangka tersebut terbatas pada jenis kelamin, yaitu perempuan, dan berusia antara 17 atau 18 tahun. Ini berdasarkan analisis kerangka tengkorak, khususnya pada bagian gigi belakang.

Pada tahun 2017, Prof Akin dan tim kemudian melibatkan pula peneliti-peneliti internasional dari Griffith University, Australia. Semakin banyak hal menarik diperoleh sehingga berkembang untuk melakukan analisa DNA terhadap kerangka tersebut. Terlibat pula Max Planck Institute Jerman, yang terkenal memiliki teknologi terbaik dalam analisa DNA.

“Kerangka tersebut ternyata mengandung DNA yang berbeda dengan DNA manusia purba yang selama ini kita pahami sebagai asal-usul manusia di wilayah Indonesia. Ilmu pengetahuan menyebut manusia Indonesia berasal dua asal-usul, yaitu Afrika dan Taiwan. Temuan DNA Denivason membuktikan bahwa ada asal-usul ketiga. Ini yang menjadi agenda penelitian selanjutnya,” kata Prof. Akin Duli.