Jakarta – Harga pakan ternak ayam mengalami kenaikan membuat para peternak di Jawa Timur (Jatim) terbebani dengan anjloknya harga telur di pasaran, akibat keluhan tersebut Dinas Pertanian dan Ketahanan angkat bicara.

Baca Juga: Bioskop Diperbolehkan Buka, Luhut: Hanya Daerah Kategori Hijau

Plt Kepala Bidang bahan Pangan Dinas Pertanian dan Ketahanan pangan Jatim, Satoto Berbudi, mengatakan petani harusnya mengikuti harga pasar di perusahaan ia pun menambahkan  petani jagung tidak mempunyai nilai tawar.

“Para petani ini justru mengikuti harga pasar, misalnya jika ada perusahaan yang membeli dengan harga Rp.5.000 maka akan dilepas, dilebihi Rp.100 juga lepas. Jadi tidak punya nilai tawar,” ujarnya.

Kordinator Gerakan Peternak Rakyat Indonesia (GAPRINDO) Blitar, Yasin Nurcahyo, mengungkapkan bahwa naiknya harga pakan di karenakan harga jagung yang naik, Sehingga membebani para peternak karena jagung merupakan bahan pokok pakan. Kenaikan angka tersebut menjadi Rp.6.500 perkilogram, sedangkan harga jagung Rp.5.700-Rp.6.000 perkilogram.

“Padahal jagung merupakan bahan pokok yang dalam pencampuran pakan pemakaiannya sampai 50 persen. Mahalnya harga pakan sangat membebani para peternak,” tegasnya, Senin (13/9/2021).

Lebih lanjut, Yasin mengatakan permasalahan tersebut perlu diperhatikan oleh pemerintah dalam menciptakan keseimbangan pasokan stok dan pengelolaan cadangan pasca panen.

“Perlu ada peran pemerintah untuk menciptakan keseimbangan permintaan dan pasokan,” ucapnya.