OPINI – Desa Tanah Toa terletak di Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi selatan. Jarak tempuh dari kota Bulukumba sekitar 40 km, Desa Tanah Toa terbagi atas 9 dusun yang dihuni oleh Suku Kajang.

Baca Juga : Capai Opini WTP, Bupati Selayar Terima Penghargaan dari Kemenkeu

Di Desa Tanah Toa terdapat wisata Budaya Kampung Adat Ammatoa Kajang. Adapun hal yang menarik dan unik dari Suku Kajang adalah hutan yang masih alami, sederhana, alam yang masih asri dan hutan terjaga, serta pakaian serba hitam dan tanpa menggunakan alas kaki.

Hitam merupakan sebuah warna Adat yang kental akan kesakralannya, warna hitam mempunyai makna bagi Suku Kajang Ammatoa sebagai bentuk persamaan dalam segala hal termasuk kesamaan dalam kesederhanaan.

Warna hitam menunjukkan kekuatan dan kesamaan derajat bagi setiap orang di depan sang pencipta. Kesamaan dalam bentuk wujud lahir, menyikapi keadaan lingkungan, utamanya kelestarian hutan yang harus dijaga keasliannya sebagai sumber kehidupan. Komunitas adat Ammatoa dikenal sebagai Suku Kajang.

Suku ini memiliki gaya hidup berbeda dengan masyarakat kebanyakan. Mereka hidup sederhana, anti kemewahan, dan tetap bertahan tradisional di tengah gempuran modernisasi. Penduduk yang tinggal di kawasan Kajang Dalam, hidup dengan cara-cara konvensional. Bagi mereka, teknologi dapat memberikan dampak negatif bagi kehidupan dan merusak sumber daya alam.

Hutan bagi mereka, ibarat seorang ibu yang memberikan perlindungan sekaligus harus dilindungi. Kamasea-masea, sebuah prinsip hidup yang mereka anut memiliki arti kesederhanaan dan kesamaan derajat di hadapan Sang Pencipta.

Jika malam tiba, kawasan adat Ammatoa gelap gulita. Hanya cahaya bulan yang menemani. Lampu minyak yang digunakan sebagai penerangan pun harus dimatikan jika hendak tidur. Alhasil, sinar bintang sungguh terlihat jelas dan memukau. Sebuah pemandangan yang jarang ditemui di kota besar.

Baca Juga : Keindahan Wisata Alam Bulopadido di Bulukumba Sulawesi Selatan