WELLINGTON – Erupsi Gunung Api bawah laut Tonga terjadi pada Sabtu (15/1/2022), memicu tsunami yang berdampak ke beberapa wilayah dalam ruang lingkup sekitarnya.

Baca Juga : Update Gempa Banten: 1.100 Rumah Rusak

Negara-negara Pasifik dan kelompok kemanusiaan, berjuang untuk membangun komunikasi dengan Tonga, Minggu (16/1) setelah tsunami memutuskan sambungan telepon serta internet.

Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern dalam keterangannya di Instagram menyebutkan, gambar erupsi gunung di dekat Tonga sangat memprihatinkan.

“Gambar erupsi gunung berapi di dekat Tonga sangat memprihatinkan,” sebutnya.

Jacinda mengatakan, komunikasi akibat erupsi menjadi jauh lebih sulit.

“Komunikasi akibat erupsi itu menjadi sulit, tetapi tim pasukan pertahanan kami dan Kementerian Luar Negeri tengah bekerja saat kita berbicara untuk menetapkan apa yang dibutuhkan dan bagaimana kami bisa membantu,” katanya.

Sekretaris Gereja Wesleyan Tonga di Auckland, Maikeli Atiola mengadakan doa bersama untuk keluarga mereka yang ada di sana.

“Kami berdoa kepada Tuhan agar menolong negara kami pada saat yang menyedihkan seperti ini. Kami berharap semua orang selamat,” ujarnya Maikeli.

Gambar satelit saat menangkap erupsi gunung berapi terlihat ledakan memuntahkan gumpalan asap ke udara dan sekitar 12 di atas permukaan laut. Bahkan, langit Tonga tampak gelap karena abu.

Letusan itu, memicu peringatan tsunami di seluruh Pasifik di mana Amerika Serikat dan Jepang mendesak warganya untuk menjauh dari pesisir.

Bahkan, Australia sendiri mengeluarkan perintah untuk menutup pantai setempat di sepanjang negara bagian.

Baca Juga : Gempa Banten Terdahsyat Sepanjang Tahun 2000-an, Berikut Rinciannya

Sumber : Antaranews.com