Bupati Indah juga menambahkan terkait produktivitas kakao di Kabupaten Luwu Utara mengalami peningkatan di mana tahun 2019 sebanyak 28.102 ton dan di tahun 2022 mencapai 30.856 Ton.

“Berbagai hambatan dan pengembangan yang telah teridentifikasi saat ini antara lain terkait daya dukung lahan yang terus menurun, adanya area kakao yang terdampak banjir, meningkatnya serangan hama penyakit pada kakao, adanya luasan kakao yang sudah tua dan tidak produktif, kurangnya modal petani, terbatasnya keahlian serta adopsi teknologi oleh petani,” tambahnya.

Bupati Luwu Utara juga menyampaikan harapan kita bersama tentunya produktivitas kakao di Kabupaten Luwu Utara terus meningkat dan menjadi salah satu pendorong pemulihan dan peningkatan kinerja ekonomi Sulawesi Selatan serta kembali menjadikan Indonesia salah satu penghasil kakao terbesar di dunia.

Di akhir sambutannya Bupati Luwu Utara menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak termasuk Bank Indonesia dan Universitas Hasanuddin yang telah mendukung kami dalam mewujudkan kakao lestari yang menjadi salah satu komoditas kebanggaan kami di Kabupaten Luwu Utara untuk menjadi lebih baik mudah-mudahan hasil desiminasi ini akan kami lanjutkan untuk komoditas unggulan lain di Luwu Utara.

Hadir juga pada kegiatan tersebut Asisten Ekonomi Pembangunan Luwu Utara, Kepala Bappelitbangda Kabupaten Luwu Utara, Kepala Diskominfo Luwu Utara.