Makassar – Unit Pelaksana Teknik Dinas (UPTD) Pengelolah Sampah hadir menjadi solusi kepada masyarakat kota Makassar untuk meminimalisir pembakaran dan pembuangan sampah di tempat sembarangan.

Kepala UPTD Pengelolah Sampah, Nasrun mengatakan, sampah harus diolah kembali karena dalam satu hari, masyarakat kota Makassar bisa menghasilkan sampah sebanyak 1.000 ton.

Baca Juga: Pertamina Integrated Terminal Makassar Apresiasi Masyarakat Melalui Bank Sampah Awards 2021

“Persoalan di kota-kota besar terkhusus di Makassar adalah masalah volume sampah yang dihasilkan. Bayangkan saja, Kota Makassar dalam satu hari bisa mencapai 1.000 ton, nah dalam 1.000 ton itu jika tidak ada upaya pemilahan, apapun kebijakan di TPA itu tidak akan menyelesaikan masalah,” kata Nasrun kepada wartawan rakyatdotnews, Senin (31/01/2022).

Ia mengatakan, Bank Sampah ini selain bernilai ekonomi juga mengajarkan masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan.

“Bank sampah itu mengajari orang memilah sampah dan sampah yang telah dipilah adalah bernilai ekonomi, tapi mereka tidak mementingkan dulu harganya tapi bagaimana persoalan sampah dan kebersihan lingkungan bisa terjamin,” lanjutnya.

Baca juga: Dinas Pendidikan Kota Makassar Laksanakan Program Kerja untuk Tahun 2022

Bank yang dibentuk berdasarkan Perwali Kota Makassar No. 63 Tahun 2014 tanggal 29 Desember 2014 ini bertindak untuk mengumpulkan, memilah dan mengirim sampah agar diolah kembali sehingga bernilai ekonomi.

Jenis sampah yang diterima oleh bank yaitu sampah kering termasuk botol plastik, kardus, logam dan lain-lain. Kemudian, sampah tersebut dipilah berdasarkan jenisnya masing-masing.

Sedangkan pengelolaan sampah basah sebagian industri sudah berjalan, sementara yang lain masih terkendala karena pandemi.

Selain itu, Nasrun juga menyampaikan, tak hanya di pusat Kota Makassar, pemasukan sampah ke bank juga berasal dari pulau menggunakan perahu.

Baca juga: Terkait Pengelolaan Sampah Regional: Pansus di DPRD Sulsel Gelar RDP

“Bahkan di pulau pun ini kita tunggu sebentar barangnya masuk, kalau di daratan kan enak tidak memerlukan biaya tapi kalau di pulau ia mengeluarkan biaya perahu karena kami tidak memfasilitasi perahu untuk menyeberang,” tuturnya.