JAKARTA – Dalam menentukan calon presiden atau capres 2024 nanti, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menyatakan survei tidak dijadikan sebagai satu-satunya pertimbangan.

Baca juga: KPI Deklarasi Abdul Muhaimin Iskandar-Andi Amran Sulaiman Sebagai Capres-Cawapres

Berikut alasan PDIP tegaskan survei bukan penentu Capres 2024:

1. Hasil lembaga survei bersifat terbuka

Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) PDIP, Bambang Wuryanto mengatakan, hasil lembaga survei masih sangat terbuka. Hal itu karena, belum ada satu partai pun hingga detik ini yang mengusungkan figur dalam pilpres tahun 2024, sekalipun sudah banyak wacana dan lobi-lobi yang dilakukan. Ia menilai, masih terlalu dini menyebutkan nama.

2. Penentu pemilu ada di pertempuran darat

Bambang mengibaratkan hasil survei hanya sebagai pertempuran udara. Dalam artian, hanya menjadi tolak ukur secara keseluruhan dalam memenangkan pemilu, sedangkan pertempuran darat adalah penentunya.

“Apakah yang tempur itu yang menang hanya udara? Siapa yang memastikan sebuah pertempuran itu menang? Yang memastikan kemenangan sebuah pertempuran adalah pertempuran darat. Ketika para infantri telah meletakkan bendera-bendera di wilayah tempur itu yang kita sebut menang,” katanya.

3. Perlu banyak pertimbangan

Ia melanjutkan, partai politik dan koalisi partai punya banyak pertimbangan dalam memutuskan siapa yang akan diusung, seperti rekam jejak, pengkaderan, dan kepentingan nasional yaitu sesuai dengan yang dibutuhkan bangsa dan negara.

4. Survei nama-nama yang didaftarkan dari KPU lebih menarik

Ia mengatakan survei dari partai perlu diapresiasi sekalipun dalam menentukan keputusan tidak didasarkan pada hasil survei.

“Survei yang menarik bagi saya adalah setelah jelas nama-nama yang didaftarkan di KPU disurvei. Itu baru oke karena subyek surveinya sudah riil. Sudah nyata. Begitu bos,” tuturnya.

Baca juga: 3 Utusan Golkar Sulsel Lulus Jadi Alumni Golkar Institute