MAKASSAR – Baru-baru ini pemerintah Indonesia membuat wacana akan memberikan vaksin dosis empat setelah dilakukan studi penelitian.

Baca Juga : 2 Alasan Nasdem Kecam Wacana Penundaan Pemilu 2024

Terkait hal tersebut, Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan pemerintah sekarang harus fokus pada target vaksiasi kedua dan ketiga (booster) untuk daripada pada wacana vaksin dosis keempat.

“Kalau bicara dosis keempat ini tentu belum jadiprioritas untuk populasi. Kitaharus kejar dosis dua, dosis tiga,” katanya, Jumat (25/2/2022).

Dicky mengatakan hal itu menanggapi pernyataan Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono tentang wacana vaksiasi dosis keempat Covid-19.  Dikatakannya, sejauh ini secara ilmiah belum ada perbedaan yang signifikan antara vaksin keempat dan ketiga.

Namun, jika ingin menerapkan kebijakan ini kepada kalangan terbatas seperti tenaga kesehatan, maka menurut Dicky, keputusan ada di tangan pemerintah.

“Artinya, kalaupun dilakukan untuk melindungi nakes itu menurut saya silahkan saja. Kalau ini diterapkan, di luar itu kita harus ngejar dulu yang dosis dua dan tiga. Karena kan orang-orangnya itu-itu juga, vaksinator kan terbatas,” ucapnya, dilansir Kompas.com.

Secara terpisah, dalam wawancara yang dipandu Radio Kesehatan Kementerian Kesehatan, Rabu (23/2/2022), Dante mengatakan kemungkinan ke depan Indonesia akan melengkapi vaksin booster dosis keempat, jika studi ilmiah menunjukkan perlunya vaksinasi lebih lanjut.  Namun, kata Dia, pemberian itu tidak akan segera dilakukan.

Sebab, pemerintah terus memberikan perhatian untuk vaksinasi pertama dan kedua yang dijadwalkan selesai pada Juni 2022, serta vaksin booster.

“Kita masih melakukan equal policy, its yang kita aejar duly supaya kit proteksi untuk masyarakat yang mendapatkan vaksinasi primer,” pungkasnya.

“Kami sedang mengembangkan kebijakan yang berkeadilan, itulah yang kami dorong untuk melindungi masyarakat yang mendapat vaksinasi dasar,” katanya.