MAKASSAR – Budaya Beri “Efek Jera” Perokok Remaja Sekolah di Makassar – Penulis: Marwah Ismail

“Bu, tolong rokoknya tiga batang,” AB (15) meminta kepada pemilik warung tempatnya dan teman-teman berkumpul dan jajan di luar sekolah.

Di sekitar sekolah menengah di bilangan Jalan Baju Gau Kota Makassar itu, mudah ditemukan warung dengan kelompok remaja yang sedang bercanda dan tertawa-tawa.

Begitu menerima rokok AB menyalakannya, menghisap dan mengeluarkan kepulan asap bergulung dari mulutnya. Layaknya orang dewasa, ia menjepit batang rokok di sela jari.

Baca Juga : Perempuan Dalam Penegakan Hukum Hak Asasi Manusia

Para remaja ini bersembunyi dalam lindungan warung agar tak ketahuan oleh guru atau teman sekolah.

Sesekali muncul orang dewasa yang tanpa sengaja melihat, mereka kompak menyembunyikan rokok di tangan ke belakang. Sering juga mereka tidak peduli selama orang ini bukan dari sekolah. Kadang-kadang ada juga yang menegur bahkan melapor ke sekolah. Biasanya aduan seperti inilah yang membuat kenakalan mereka ketahuan.

Fatullah, Guru Bimbingan Konseling SMP Negeri 3 Makassar bercerita dirinya dekat dengan para siswa. Ia bahkan pernah diajak merokok bersama di luar sekolah.

“Saya memang dulunya merokok. Tapi sudah berhenti, karena tahu kalau itu buruk untuk kesehatan dan tidak baik juga dicontoh oleh siswa,” katanya.

Tentu saja umumnya siswa menolak mengaku merokok. Adalah guru yang kemudian melakukan pendekatan agar si remaja mau terbuka. Di sekolah Fathullah, anak yang terbukti merokok di lingkungan sekolah tidak diberi sanksi fisik agar jera. Mereka diberi bimbingan agar berhenti merokok. Bimbingan ini menurut Fatullah cukup berhasil sehingga tak ada lagi yang diciduk karena merokok di sekolah.