BONE – Prosesi Mattompang (pembersihan Benda Pusaka) dalam rangka peringatan Hari Jadi Bone (HJB) ke 692 yang akan berlangsung Senin (28/3) besok akan berbeda dengan acara-acara sebelumnya.

Pasalnya, Bissu (orang suci ) tidak akan terlibat dalam prosesi tersebut dikarenakan mengundurkan diri dari perhelatan tersebut.  Dari keterangan yang dihimpun Rakyat.News, para pelaku Bissu mengundurkan diri dari acara sakral tersebut karena tidak diberikan kewenangan untuk membawa baki yang berisi benda pusaka.

Baca Juga : Lantik Pengurus KBPP Polri Bone, IAS Dorong Penguatan Kemasyarakatan

Menurut, Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Bone, A. Ansar Amal, Minggu (27/3) bahwa dalam perhelatan acara sakral mattompang atau pembersihan Benda pusaka yang setiap tahunnya dilakukan dalam memperingati HJB sedikit agak berbeda karena kehadiran Bissu yang identik dengan acara tersebut tidak terlihat dalam acara nantinya.

Alasannya, para Bissu mengundurkan diri dari acara itu dikarenakan adanya permintaan untuk membawa baki yang nanti akan berisi benda pusaka ditolak oleh panitia HJB karena pihak panitia sudah menunjuk pihak tertentu untuk melakukan ritual itu, yakni para purna paski braka Bone .

“Bukan kami yang menolak atau tidak melibatkan tetapi mereka (Bissu) yang mengundurkan diri,” jelasnya.

A. Ansar Amal juga menjelaskan bahwa pihak panitia sudah beberapa kali melakukan pertemuan dengan para Bissu namun hasilnya tetap sama yakni Bissu tetap ngotot untuk bisa membawa baki yang berisikan benda pusaka namun hal itu tak bisa dipenuhi dikarenakan sudah ada yang ditunjuk sebelumnya.

“Mereka mengundurkan diri karena tetap ngotot untuk bisa membawa baki sementara panitia sudah menunjuk pembawa baki dalam acara Prosen mattompang nantinya,” jelasnya.

Sementara alasan A. Ansar Amal, menunjuk purna Paski sebagai pembawa baki dikarenakan pemuda-pemuda tersebut adalah generasi kebanggaan Bone seperti halnya dalam ritual pembersihan Benda pusaka milik raja bone yang dikenal sangat pemberani yakni Raja Arung Palakka.