Bima – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Tanaman Pangan bersama Pemerintah Daerah (Pemda) Bima melaluka pengiriman perdana jagung ke Surabaya sebanyak 2.600 ton. Pengiriman ini merupakan upaya ini guna melakukan stabilisasi harga sekaligus mampu meningkatkan kesejahteraan petani.

Sekretaris Ditjen Tanaman Pangan Kementan, Bambang Pamuji mengatakan PT. Charoen Pokphand Indonesia (CPI) sebagai offtaker jagung di Bima diharapkan melakukan kemitraan dengan petani untuk menyerap panen. Dengan demikian supply jagung dapat terjamin dan terjaga sehingga petani jagung di Bima terus terjaga mendapatkan harga yang menguntungkan.

“Offtaker sebagai pembeli memberikan kepastian harga panen sehingga petani termotivasi untuk meningkatkan pertanaman, diharapkan CPI terus menjaga stabilisasi harga dan mudah – mudahan kesejahteraan petani meningkat,” demikian kata Bambang saat memberikan sambutan pada acara lauching pengiriman jagung di PT. Charoen Pokphand Indonesia (CPI), Desa Monggo, Kec.Mada Pangga, Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu (05/03/2022).

Bambang menambahkan total luas panen jagung Kabupaten Bima 63.149 hektare (ha) dengan produksi 475 ribu ton dan jika dibandingkan tahun sebelumnya diketahui produksi jagung naik sebesar 10,46 persen. Karena itu, kedepan peningkatan produksi jagung asal Bima harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan ekspor.

“Melihat potensi Bima yang luar biasa maka produksi jagung bisa terus ditingkatkan. Sesuai arahan Menteri Pertanian ekspor harus didorong dan jagung harus kita tingkatkan dan dipersiapkan untuk masuk pasar ekspor,” terangnya.

Bersamaan, Dirjen Tanaman Pangan Kementan, Suwandi mengataka aelain untuk pakan ternak, saat ini komoditas jagung memiliki berbagai turunan mulai dari makanan hingga minuman dan lainnya. Potensi produksi jagung Bima dan Sumbawa sangat luar biasa dan diharapkan pengembangan jagung tetap memperhatikan kelestarian ekosistem lingkungan utamanya petani di daerah lereng.