MEKKAH – Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, menegaskan bahwa orientasi perekonomian suatu negara sangat penting untuk kemaslahatan rakyat.

Baca Juga : Ketua Hipmi Makassar Salurkan Bantuan Terhadap Korban Kebakaran

LaNyalla, yang sekarang berada di Arab Saudi, menyampaikan hal itu secara virtual pada Rapat Kerja Daerah XVI BPD HIPMI Jawa Timur dengan tema ‘Gerak Cepat Pemulihan Ekonomi’, Sabtu (14/5/2022).

Kegiatan itu dihadiri Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Ketua Umum BPP HIPMI, Ketua Umum KADIN Jawa Timur, Ketua BPD HIPMI Jawa Timur dan Jajaran Pengurus serta Para Senior HIPMI Jawa Timur.

LaNyalla mengatakan, pengusaha sebagai pelaku ekonomi memiliki peran penting dalam mewujudkan tema Rakerda, yakni Gerak Cepat Pemulihan Ekonomi.

Namun, Senator asal Jawa Timur menilai pengusaha hanya sebagai penopang dalam pemulihan perekonomian nasional.

“Kuncinya adalah kebijakan ekonomi pemerintah. Oleh karena itu, perspektif kebijakan perekonomian nasional menjadi faktor dominan,” tegasnya.

Menurut LaNyalla, konsepsi perekonomian nasional berperan penting dalam mempercepat pemulihan ekonomi, sekaligus menentukan kekuatan perekonomian nasional.

Namun, LaNyalla menilai Indonesia memiliki banyak kelemahan mendasar dalam menghadapi musibah dan bencana yang bersifat masif dan global. Di antaranya adalah ketahanan sektor ekonomi, sektor kesehatan, sektor sosial dan sektor manajemen pemerintahan kita.

“Padahal, bencana lain masih mengancam di depan mata, yaitu ancaman dampak perubahan iklim,” ucapnya.

Oleh karena itu, Indonesia sebagai negara yang kaya akan Sumber Daya Alam (SDA), belum mewujudkan cita-cita yang mengarah pada keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.

Oleh karena itu, LaNyalla mengajak kepada semua pihak terkait untuk membaca ulang dengan cermat, ketika para pendiri bangsa ini menyusun teks redaksi Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945.

“Pasal tersebut, pada UUD 1945 Naskah Asli, dimasukkan dalam Bab Kesejahteraan Sosial,” ajaknya

“Artinya sangat jelas bahwa orientasi perekonomian bangsa ini mutlak dan wajib menyejahterakan rakyat. Apalagi salah satu cita-cita bangsa ini adalah memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa,” ujarnya

Dalam Pasal 33 Ayat (1), (2), dan (3) sangat jelas bahwa norma dari penguasaan negara terhadap Sumber Daya Alam didasarkan kepada kedaulatan negara.

“Karena Sumber Daya Alam harus dikuasai negara untuk sepenuhnya kemakmuran rakyat. Sebab, kedaulatan negara adalah kekuasaan tertinggi suatu negara untuk secara bebas melakukan kegiatan sesuai kepentingannya, selama

tidak melanggar kedaulatan negara lain,” ucapnya.

Menurut LaNyalla, hal yang penting untuk diingat adalah prinsip ekonomi suatu negara adalah bumi, air, dan udara adalah milik dan dikuasai oleh negara.

“Maka, sudah seharusnya kita mengejar pemerataan ekonomi dengan memaksimalkan keunggulan komparatif yang diberikan oleh Allah SWT melalui kekayaan alam yang kita punya, yang mutlak dikuasai negara untuk kemakmuran rakyat,” tuturnya.

Ia percaya sudah saatnya bangsa ini memiliki pemimpin dengan kualitas kepemimpinan yang berani mengakhiri praktik-praktik ekonomi salah yang telah

memiskinkan ratusan juta rakyat.

“Sudah saatnya bangsa ini mengakhiri praktek over eksploitasi oleh kapitalisme global yang telah menjadi satu badan dengan oligarki ekonomi di negeri ini melalui saham-saham mereka di lantai bursa yang telah menembus lintas batas negara,” tegasnya.

Sebab, menurut LaNyalla, kemiskinan suatu negara bukan karena negara berkembang, melainkan karena negara tersebut terlalu di-eksploitasi oleh oligarki rakus yang bersinergi dengan kapitalisme global.

“Maka mulai hari ini, mari kita tanamkan dalam pikiran kita. Bahwa kita harus berani bangkit. Harus berani mengubah arah perjalanan perekonomian bangsa ini. Kita harus kembali kepada kesadaran utuh kita

sebagai sebuah bangsa yang dilahirkan dan dicita-citakan sebagai negara

yang mensejahterakan,” paparnya.

LaNyalla mengajak seluruh kader HIPMI Jatim dan seluruh rakyat Indonesia untuk merenungkan perjalanan perekonomian nasional bangsa ini, untuk kemudian kita sepakati untuk melakukan koreksi dan perbaikan demi ratusan juta rakyat pemilik sah kedaulatan negara ini.

“Saya pesan tiga hal. Pertama, teruslah belajar tentang dunia usaha, karena hal itu adalah proses yang tiada henti. Kedua, perkuat ketakwaan. Inilah yang akan menyelamatkan kita. Apakah kita menjadi pengusaha untuk jalan kebaikan atau menjadi pengusaha untuk jalan keburukan,” ulasnya.

Terakhir, LaNyalla mengajak kepada kader HIPMI Jatim untuk memperkuat solidaritas sosial. Katanya, jadilah pengusaha yang tidak memikirkan diri sendiri.

“Jadilah pengusaha yang ringan tangan membantu sesama yang membutuhkan,” tutupnya.