“Pada 3 Maret 1986, di hadapan Ketua Umum Golkar Sudharmono, Fahmi Idris bersama sejumlah eksponen 66 menyatakan dirinya secara resmi masuk Golkar. Karena kepiawaiannya di dunia ketenagakerjaan, perindustrian, dan perekonomian, tidak heran pada saat reformasi 1998 bergulir, Fahmi Idris dipercaya oleh Presiden BJ Habibie sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (21 Mei 1998-20 Oktober 1999). Kemudian dalam pemerintahan Presiden SBY, Fahmi Idris juga kembali dipercaya menjadi Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (20 Oktober 2004 – 5 Desember 2005), serta Menteri Perindustrian (5 Desember 2005 – 20 Oktober 2009).

Wakil Ketua Umum SOKSI dan Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan, dan Keamanan KADIN Indonesia ini menerangkan, sosok Fahmi Idris juga dikenal sangat ‘haus’ ilmu pengetahuan. Pada 9 April 2022 lalu, Fahmi Idris dikukuhkan sebagai Profesor dalam rapat senat terbuka civitas akademika Universitas Negeri Padang (UNP), setelah sebelumnya menyampaikan orasi Ilmiahnya berjudul ‘Penguatan Humanistic Management Model Dalam Organisasi Bisnis’, dengan Sub Tema ‘Meraih Kesuksesan Dengan Memanusiakan Manusia’.

“Walaupun sosok Fahmi Idris tidak lagi bersama kita, namun jejak pengabdian, pengetahuan, kerja keras dan semangatnya tetap akan hidup menemani kita semua. Sosok Fahmi Idris telah menjadi kebanggaan, bukan hanya bagi keluarganya pribadi maupun keluarga besar Partai Golkar, melainkan juga menjadi kebanggaan bagi bangsa Indonesia. Almarhum telah mengajarkan dan menunjukan kepada kita, bahwa kesuksesan tidak bisa diraih secara instan. Butuh konsistensi dan kerja keras. Lebih penting lagi, dalam meraih kesuksesannya tidak bisa dilakukan seorang diri melainkan butuh kerjasama dengan berbagai pihak. Selamat jalan Bang Fahmi. Semangat perjuangan dan keteladanmu tetap membara di dada kami,” pungkas Bamsoet.

Baca Juga : Respon Positif, Ketua MPR Tegaskan Pancasila sebagai Mapel Wajib