Bone – Puluhan pedagang kaki lima yang saat ini memadati lokasi pembukaan MTQ ke 32 tingkat provinsi yang berlangsung di kabupaten Bone tepatnya di stadion Lapatau Bone mengeluhkan mahalnya upeti pembayaran untuk berjualan di seputaran Stadion.

Pelaksanaan MTQ di kabupaten Bone yang akan berlangsung selama 10 hari itu, yakni di mulai dari tanggal 24 Juni hingga 3 Juli tersebut dianggap terlalu singkat oleh para pedagang kaki lima untuk sebuah sewa lokasi tempat di area stadion Lapatau.

Pedagang kaki lima dibebankan pembayaran senilai Rp500 ribu untuk bisa menjual dan mangkal di lokasi seputaran GOR dan stadion. Mereka menilai jika hal itu sangat membebankan untuk ukuran usaha yang rata-rata hanya menjual minuman dingin dan snack ringan lainnya.

Seperti yang diungkapkan, SA minta diinisialkan namanya takut diusir bahwa adanya beban yang diharuskan untuk membayar sebagai upeti mangkal dinilainya sangat tinggi untuk ukuran dirinya.

“Seharusnya jangan diratakan pak pembayarannya karena kasihan kami yang hanya menjual seperti ini (minuman dan makanan ringan) beda dengan mereka yang gorengan dan lainnya pak,” katanya.

Bahkan para pedagang kaki lima mempertanyakan ke mana upeti pembayaran itu nantinya, alasannya lokasi yang di tempati untuk menjual dalam persiapan MTQ tersebut adalah lokasi milik pemerintah kabupaten Bone.

“Ini kan lokasi pemerintah dan awalnya memang kami telah ditunjukkan oleh panitia untuk di lokasi yang telah ditentukan dan kami kira itu tidak dibayar, kalau untuk iuran lampu dan air kami maklumilah,” ungkap AA juga minta namanya diinisialkan.

Selain itu, juga keluhan juga dilontarkan kepada pihak even Organizer (EO) pameran dalam rang pelaksanaa MTQ di kabupaten Bone yang relokasi di stadion Lapatau Bone yang juga membebankan pembayaran senilai Rp 3.5 juta per stand untuk peserta pameran.