JAKARTA – Salah satu pawai anti-pemerintah melancarkan aksi unjuk rasa menembus baris pertahanan polisi dan menyerbu kediaman Presiden Gotabaya Rajapaksa di Capitol Colombo pada Sabtu (9/7).

Baca Juga : Bentrokan 200 Korban Luka, Sri Lanka Beri Kekuasaan Darurat Militer dan Polisi

Aparat pun telah melontarkan tembakan ke udara untuk mencegah kerumunan memasuki ke kediaman tersebut meski presiden telah diamankan ke wilayah yang aman.

Menyikapi aksi itu, Perdana Menteri, Ranil Wickremesinghe mengatakan telah mengadakan pertemuan darurat para pimpinan partai politik di sana dan mencoba mengatasi kemarahan masyarakat atas penanganan krisis ekonomi oleh pemerintah.

Wickremesinghe dilaporkan juga telah memanggil parlemen untuk menyikapi hal tersebut.

Jurnalis Aljazeera yang melaporkan langsung dari Kolombo Minelle Fernandez mengatakan bahwa gas air mata telah ditembakkan untuk mencegah demonstran berkumpul di jalan menuju rumah Presiden.

“Petugas keamanan dan gugus tugas khusus hadir. Dengan ledakan gas air mata diturunkan untuk membubarkan para pengunjuk rasa. Ada kekacauan,” kata Fernandez dilansir dari CNNIndonesia.com.

Polisi pun dilaporkan telah memberlakukan jam malam di Kolombo dan beberapa daerah perkotaan utama lainnya sejak kemarin. Sejumlah layanan transportasi pun dihentikan.

Ketidakpuasan publik terhadap pemerintahan di Sri Lanka mencuat beberapa pekan terakhir, dipicu kondisi negara yang bangkrut.

Selain itu, sejumlah sekolah ditutup. Bahkan, pemerintah juga memberlakukan kebijakan penjatahan bensin dan diesel hanya untuk layanan penting.

Sebelumnya, protes masyarakat terjadi berbulan-bulan untuk membongkar dinasti politik Rajapaksa masih berlangsung hingga saat ini. Demonstran ingin dinasti politik Rajapaksa dihentikan.

Hasilnya, salah seorang saudara laki-laki Rajapaksa mengundurkan diri dari posisi perdana menteri bulan lalu. Dua saudara lainnya dan seorang keponakan pun juga keluar dari pos kabinet. Posisi perdana menteri saat ini diambil alih oleh Wickremesinghe.