MAKASSAR – 10 Zulhijjah Merupakan Salah satu momentum yang sangat penting Kita kenang dan jadikan sebagai Spirit Beragama dalam rangka meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.

 

10 Zulhijjah Merupakan Salah satu hari Besar Ummat Islam yaitu pelaksanaan Hari Raya Idul Adha. Ungkap Takdir.

 

Pelaksanaan hari Raya Idul Adha mengandung dua peristiwa yang amat penting kita jadikan sebagai Spirit dalam Beragama.

 

Pertama Pelaksanaan Ibadah Haji yang merupakan rukun Islam yang kelima, dimana setiap orang Islam diwajibkan menunaikan ibadah haji bagi mereka yang mampu baik lahir maupun batin.

 

Ibadah Haji Membuktikan kesetaraan semua hamba dihadapan sang Pencipta Allah SWT sama, Kebersamaan dalam berpakaian, Sujud, ruku’ sehingga tidak dapat dibedakan antara orang kaya dan orang miskin, pejabat dan Rakyat biasa bahkan warnah kulit mereka sama mengagungkan Asma Allah dengan mengucap Allahuakbar Allahuakbar Allahuakbar Walillahilham.

 

Kedua yaitu Ibadah Qurban, yang merupakan Napak tilas dari seorang Hamba Allah yang Terbaik yaitu Nabi Ibrahim AS yang Mendapatkan Gelar Khalilullah (Kekasih Allah), Ibrahim terkenal sosok yang sangat Dermawan dan Rela Mengorbankan segala yang dimiliki demi membuktikan rasa Syukur dan cinta kepada Allah SWT.

 

Dalam Al Qur’an dijelaskan bahwa Nabi Ibrahim AS Pernah Bermimpi Menyembelih Enaknya Ismail, Kemudian mimpi Itu disampaikan Nabi Ibrahim kepada anaknya Ismail, maka Saat Itu juga Ismail tanpa berlama-lama Ismail Menjawab Wahai Ayahku Segera laksanakan perintah Allah, dan juga Seorang Ibu yang Bernama St. Hajar Ikhlas dan Ridho merelakan anak semata wayangnya dikurbankan, meskipun pada akhirnya Ismail selamat dari peristiwa tersebut.

 

Mahasiswa Program Doktor UIN Alauddin Makassar itu, Takdir Khair mengambil tiga hikmah dari kisah Nabi Ibrahim AS, Nabi Ismail dan Siti Hajar.