LUWU UTARA – Rapat Koordinasi terkait Progres Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Provinsi Bali, NTT, dan Sulawesi Selatan pada Rabu 13 Juli 2022 secara Virtual di Ruang command Center Kabupaten Luwu Utara.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan dalam arahannya, meminta semua pihak untuk memastikan pelaporan data yang akurat, tidak boleh ada under reporting (data yang tidak akurat) karena hal ini akan mengakibatkan kerugian ekonomi daerah yang besar karena penanganan yang lambat.

“Saya minta kepada menteri pertanian, Kepala BNPB, Gubernur sulawesi selatan, pangdam Hasanuddin, dan kapolda Sulawesi Selatan agar segera melakukan pemotongan bersyarat terkait out break di sulawesi selatan sehingga kini statusnya merah,” katanya.

Sebagai salah satu lumbung sapi nasional Sulawesi Selatan harus dihijaukan kembali segera. Tidak boleh ada lalu lintas ternak dari zona merah masuk ke sulsel.

Wakil Bupati Luwu Utara Suaib Mansur, pihaknya terus memberi perhatian di Kabupaten Luwu utara terkait penyakit mulut dan Kuku.

“Alhamdulillah saat ini belum ada yang positif tapi sebelumnya kita sudah buat surat Edaran peningkatan Kewaspadaan terkait peningkatan penyakit mulut dan Kuku,” kata Suaib.

Kemudian pihaknya sudah memperketat Pengawasan lalu lintas ternak di perbatasan masuk dan keluar Wilayah di pos Mari-mari dan pos Bungadidi yang selama ini digunakan sebagai posko covid-19 sekarang digunakan sebagai pos untuk pengawasan lalulintas ternak di perbatasan.

“Kemudian sudah ada imbauan berupa spanduk Kewaspadaan PMK yang dipasang di tempat-tempat strategis kemudian membentuk Tim terpadu pengawasan Kewaspadaan dan penyebaran penyakit mulut dan Kuku. Tim pengawasan ini saya minta untuk dibuat dalam bentuk Satgas yang bertugas memantau perkembangan penyakit mulut dan kuku. Jadi selama ini sudah ada sekretariat terpadu dan akhirnya akan menjadi sekretarian dari Satgas PMK,” ucapnya.