BALI – PT PLN (Persero) mengimbau seluruh pihak termasuk negara anggota G20, untuk bekerja sama mengurangi emisi karbon guna mencapai target Carbon Neutral pada 2060.

Baca Juga : PLN UIP Sulawesi Pantau PIK di Buton

Dalam Road to G20 Dialogue ‘The Global Blended Finance Alliance for MSMEs and Energy Transition’ yang digelar oleh Yayasan Tri Hita Karana, PLN juga menegaskan perannya dalam transisi energi.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menekankan bahwa dunia tidak perlu meragukan komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi global. Sebagai tuan rumah Presidensi G20, Indonesia telah mengimplementasikan roadmap penurunan emisi karbon.

Namun, kata Luhut, upaya Indonesia tersebut perlu dukungan negara lain agar berhasil. Belajar dari pemulihan ekonomi global dari Pandemi Covid-19, kolaborasi yang sama harus diterapkan pada target penurunan emisi.

“Kami membutuhkan kolaborasi yang konkret, tidak hanya kerja sama dari sisi pendanaan tetapi juga sharing teknologi dan investasi untuk membuka lapangan pekerjaan yang semuanya sejalan dengan cita-cita global dalam penurunan emisi,” ujarnya.

Pada kesempatan tersebut, Luhut pun menyampaikan dukungan terhadap PLN sebagai ujung tombak transisi energi di Tanah Air. Ia juga mendorong negara-negara G20 ikut terlibat dalam suksesnya program transisi energi.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menjelaskan PLN menunjukkan komitmen dalam mencapai target Carbon Neutral 2060 dengan berbagai program. Saat ini PLN telah menjalankan transisi energi dengan membangun pembangkit energi baru terbarukan. Secara bertahap PLN juga mempensiunkan dini pembangkit berbasis batu bara.

Dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2021-2030, PLN bakal membangun pembangkit EBT sebesar sekitar 51,6 persen dari target penambahan pembangkit baru.

“Kami sadar ini semua belum cukup. PLN juga mengakui tidak bisa melakukan semua ini sendiri. Karena itu, jalan keluarnya adalah dengan kolaborasi bersama,” ujarnya.

Ia menegaskan PLN membutuhkan dukungan melalui pembiayaan berbunga rendah, kerangka kebijakan, dan kolaborasi proyek. PLN membutuhkan investasi hingga USD 500 miliar untuk bisa menjalankan proyek transisi energi.

“Karena seluruh upaya kami juga akan bedampak langsung pada dunia. Misalkan saja, emisi karbon yang dihasilkan di Bali saja juga akan berdampak pada Eropa dan Jepang. Sehingga upaya kami dalam menurunkan emisi yang akan berdampak langsung pada dunia ini perlu dukungan,” tegasnya.