JAKARTA – Untuk saat ini, DKI Jakarta telah masuk pada level 3 penularan Covid-19 versi World Health Organization (WHO) yang dimana pemerintah mencatat tingkat bed occupancy rate (BOR) di Jakarta masih rendah.

Baca Juga : WHO Deklarasikan Kasus Virus Marburg, Mirip Ebola

Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN), Airlangga Hartarto mengatakan bahwa selain Jakarta, Banten juga saat ini telah memasuki level 2 meski memiliki angka BOR yang rendah.

“[Jakarta berada di] level 3, tadi kita dilaporkan juga dan Banten level 2, namun angkanya relatif masih rendah dan tingkat bed occupancy rate rendah, relatif semuanya rendah,” ungkap Airlangga dilansir dari CNNIndonesia.com.

Airlangga mengatakan berdasarkan standar WHO, transmisi komunitas di Indonesia secara umum masih berada di level 1. Ia mengklaim kondisi itu masih jauh lebih baik daripada beberapa negara lainnya yang mencatatkan tingkat penularan hingga di atas 100 ribu per hari.

Kendati begitu, Airlangga memastikan pemerintah Indonesia tidak menganggap remeh penularan Covid-19. Apalagi, sambungnya, saat ini ada sejumlah varian Covid baru yang terdeteksi di Indonesia.

Salah satu yang terdeteksi yakni kasus mutasi Covid Omicron dengan subvarian baru yaitu B.2.75. Subvarian ini disebut-sebut sebagai salah satu biang kerok lonjakan kasus Covid di berbagai negara.

Meski begitu, Airlangga mengatakan kondisi tersebut tidak memengaruhi kondisi pelonggaran yang diterapkan pemerintah, termasuk soal kegiatan belajar mengajar di sekolah.

“Semua masih berjalan baik,” imbuhnya.

WHO baru-baru ini menetapkan provinsi DKI Jakarta naik level menjadi level 3 transmisi komunitas penularan Covid-19. WHO menyoroti data perkembangan Covid-19 di Ibu Kota per 4 hingga 10 Juli menunjukkan DKI mencatatkan insiden kasus tertinggi dibandingkan provinsi lain secara nasional yakni dengan 73,8 per 100.000 penduduk per pekan.