JAKARTA – Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin memberikan kritik terhadap pernyataan tentang darurat kebohongan yang sempat dilayangkan oleh Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Rizieq Shihab.

Baca Juga : Ngabalin : Rizieq Harus Lebih Beradab saat Kritik

Ia mengatakan bahwa seharusnya Rizieq lebih bijak karena melihat posisi dirinya sebagai tokoh agama, dan ia beranggapan bahwa ulama bertugas untuk mencerahkan dan meneduhkan suasanya.

 

“Apakah layak dari seorang ulama atau seorang yang punya predikat sebagai habaib bisa mengeluarkan statement seperti itu?” kata Ngabalin dilansir dari CNNIndonesia.com.

Dia menyampaikan seharusnya Rizieq bersikap lebih bijak seusai menjalani hukuman penjara. Menurutnya, masyarakat akan menilai Rizieq dari perubahan sikap setelah bebas bersyarat.

Ngabalin khawatir opini masyarakat akan semakin buruk tentang Rizieq jika tak ada perubahan. Dia menyarankan Rizieq untuk lebih beradab dalam berdakwah.

“Dalam mengingatkan nasihat kepada pemangku kuasa negara itu ada caranya dan itu Rizieq tahu sehingga pakai cara-cara yang lebih beradab dan diatur dalam aturan agama,” tuturnya.

Sebelumnya, Rizieq bebas bersyarat kemarin. Ia telah menjalani hukuman penjara sejak menjadi tersangka kasus penyebaran kabar bohong hasil tes swab virus corona (Covid-19) di RS Ummi, Bogor, Jawa Barat, 12 Desember 2020.

Rizieq saat ini berstatus sebagai klien pemasyarakatan. Dia harus melapor sebulan sekali. Status bebas bersyarat pun bisa dicabut bila Rizieq tak berkelakuan baik.