JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melelang enam blok minyak dan gas (migas) melalui penawaran tahap pertama pada 2022.

Enam blok migas itu terdiri dari Bawean, Offshore North West Aceh (Meulaboh), Offshore South West Aceh (Singkil), Arakundo, Bengara I, dan Maratua II.

Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan demi menarik investor, pihaknya telah mengubah syarat lelang blok atau wilayah kerja (WK).

Perubahan itu meliputi perbaikan profit split kontraktor dengan mempertimbangkan faktor risiko WK, signature bonus terbuka untuk ditawar, first tranche petroleum (FTP) menjadi 10 persen shareable, penerapan harga domestic market obligation (DMO) 100 persen selama kontrak, dan memberikan fleksibilitas bentuk kontrak.

Investor bisa memilih kontrak dengan skema production sharing contract (PSC) cost recovery atau PSC gross split.

Selain itu, pemerintah juga memberikan kemudahan akses data melalui skema membership migas data repository (MDR), pemberian insentif, dan fasilitas perpajakan sesuai aturan yang berlaku.

“Kami ubah (term and condition) supaya lebih menarik. Kalau pajak-pajak, nanti kami buka diskusi,” kata Tutuka.

Ia mengklaim sudah ada investor yang tertarik untuk mengelola blok migas tersebut. Namun, Tutuka tak menjelaskan rinci mengenai perusahaan yang berniat menanamkan dana di sektor migas RI.

“Untuk lelang yang direct offer atau joint study itu ada perusahaan multinational (sebagai peserta). Nanti kami umumkan sekitar September 2022,” ujar Tutuka.

Ia menambahkan, investor yang berminat bisa melakukan registrasi dan akses bid document melalui situs web lelang WK migas sesuai jadwal yang ada di laman resmi Kementerian ESDM.

Baca Juga : Penggugat Kementerian ESDM dan BKPM Hampir 50 Perusahaan Tambang

Nonton Juga