MAKASSAR – Bertempat di Desa Pancana, Kecamatan Tanete Kabupaten Barru telah diselenggarakan kegiatan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Sulawesi Selatan khususnya TPAKD Barru berupa Rapat Pleno TPAKD yang dirangkaikan dengan kegiatan Monitoring Evaluasi Program Klasterisasi UMKM binaan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) serta Monitoring Evaluasi Program Literasi Keuangan Mahasiswa KKN Universitas Hasanuddin.
Monitoring Evaluasi Program Klasterisasi UMKM
Rangkaian kegiatan Monev Klasterisasi UMKM diawali dengan kegiatan peninjauan langsung penangkapan kepiting rajungan oleh nelayan di tengah laut, yang diikuti oleh Kepala Otoritas Jasa Keuangan bersama dengan Sekretaris Provinsi Sulawesi Selatan, Bupati Barru dan Pemimpin Wilayah BRI beserta jajaran.
Pada kesempatan yang sama Pemerintah Provinsi dan Kabupaten Barru menyampaikan komitmen dukungannya untuk memajukan ekosistem UMKM melalui klasterisasi UMKM yang saat ini telah dikembangkan di Barru komiditas perikanan (kepiting rajungan).
Dalam memajukan dan memperluas jangkauan pembiayaan model klastersisasi UMKM selain dari sisi pembiayaan juga diharapkan dari sisi hilirisasi utamanya kepastian harga komoditas kepiting perlu menjadi perhatian. Dimana saat ini concern nelayan kendalanya terkait dengan harga jual yang mengalami penurunan harga.
Oleh karena itu, Pemerintah Daerah menanggapi untuk dapat dilakukan MoU dengan Offtaker untuk menekankan kepastian harga jual dengan menetapkan harga batas bawah dan batas atas terkait penjualan.
Dalam kegiatan Monev klasterisasi UMKM, BRI telah menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR) kepada 3 kelompok klaster UMKM komoditi kepiting ranjungan dengan jumlah debitur sebanyak 31 orang dan total plafond senilai Rp1.36 Miliar sehingga saat ini pencapaian jumlah klaster yang telah terbentuk di Provinsi Sulawesi Selatan adalah sebanyak 239 Klaster dengan jumlah debitur sebanyak 1.342 orang dan total plafond senilai Rp61,68 miliar (yang dibentuk oleh BRI, Bank Mandiri, BNI, dan BPD Sulselbar).
Selain itu, disaat yang bersamaan BRI dalam menunjang pendampingan kepada UMKM juga memberikan bantuan berupa barang mesin tarik rakang kepada klaster nelayan kepiting dan mesin penghancur es kepada klaster olahan kepiting. Dengan harapan perluasan akses keuangan dan penguatan pola pendampingan ini dapat memajukan UMKM, bermakna bagi masyarakat, serta pendampatan daerah meningkat sehingga masyarakat sejahtera.
Rapat Pleno TPAKD Kabupaten Barru
Dalam rapat pleno TPAKD beberapa concern pemerintah daerah (provinsi maupun kabupaten barru), OJK, dan Industri Jasa Keuangan serta stakeholders terkait lainnya, memahami dengan adanya sinergitas maka program TPAKD dalam mempercepat dan memperluas akses keuangan masyarakat dapat mudah dilaksanakan dengan pencapaian hasil yang maksimal.
Adapun beberapa highlight potensi Kabupaten Barru yang perlu untuk ditindak lanjuti untuk disiapkan proses bisnis dalam pendampingan dan pembiayaan antara lain terhadap komoditi unggulan barru di sektor perikanan (kepiting, udang vaname) hingga budidaya ikan dengan menggunakan metode Bio Pot serta di sektor pertanian dengan komoditi kopi dan jambu mete.
Dalam sambutannya, Bupati Barru menyampaikan harapan, dengan adanya potensi Kabupaten Barru yang memiliki panjang pantai +/- 87 km menjadikan sektor perikanan menjadi salah satu sektor prioritas yang perlu dikelola dan dimaksimalkan dalam pemberdayaan masyarakat. Dengan adanya potensi ini dapat didorong akses pembiayaan kepada masyarakat UMKM untuk program 1 rumah tangga 1 perahu.
Monitoring evaluasi program literasi keuangan mahasiswa KKN Universitas Hasanuddin.
Dalam Pembukaan Monitoring Evaluasi Literasi Keuangan Mahasiswa KKN Universitas Hasanuddin, Sdr. Drg. Fuad Husain Mars, Phd sebagai Dosen Pendamping KKN (DPK) Mahasiswa UNHAS dalam laporannya menjelaskan, Literasi Keuangan kepada masyarakat di pedesaan masih menjadi PR bersama untuk terus digalakkan guna mengedukasi masyarakat dan lebih memperkenalkan produk-produk industry jasa keuangan sehingga masyarakat dapat memanfaatkan seluruh layanan jasa keuangan.
“Oleh sebab itu, mahasiswa kini hadir sebagai agen literasi keuangan yang dapat mengedukasi masyarakat mengenai produk-produk industri jasa keuangan sampai ke tingkat pedesaan. Selanjutnya, kami berharap kedepannya program literasi keuangan melalui mahasiswa KKN ini dapat terus berlanjut melalui kerjasama antara OJK, Industri Jasa Keuangan (Forum Komunikasi Industri Jasa Keuangan) dan pemerintah daerah,” katanya.
Hal tersebut juga disambut baik oleh Bupati Kabupaten Barru yang dalam sambutannya menyampaikan hadirnya mahasiswa kkn UNHAS dikabupaten Barru dapat menjadi solusi pemerintah dalam membantu memberikan edukasi kepada masyarakat dimana disadari saat ini kapasitas SDM untuk melakukan edukasi sangat terbatas.
Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi kegiatan literasi keuangan mahasiswa KKN UNHAS di kabupaten Barru terlihat adanya peningkatan pemahaman Masyarakat yang telah di edukasi oleh mahasiswa, yang tergambar dari adanya peningkatan persentasi pemahaman masyarakat yaitu peningkatan pemahaman terhadap sektor perbankan yang sebelumnya 36.83% menjadi 85.56%, sektor Industri Keuangan Non Bank (IKNB) yang sebelumnya 20,91% menjadi 51,11%, dan sektor pasar modal yang sebelumnya 44,02% menjadi 60,02%.
Rangkaian kegiatan tersebut di atas akan berlanjut hingga tanggal 27 Juli 2022 di kabupaten Barru dengan agenda kegiatan edukasi kepada ASN (Aparatus Sipil Negara) dan UMKM sebagai bentuk peningkatan literasi keuangan.