New York – Mata uang dolar Amerika Serikat (AS) tercatat melemah pada akhir perdagangan Senin waktu setempat.

Melansir Xinhua, Selasa, 9 Agustus 2022, indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,17 persen menjadi 106,4360.

Pelemahan dolar AS memberikan beberapa keuntungan yang dibuatnya setelah laporan pekerjaan AS pada Jumat. Investor menantikan data inflasi pada Rabu untuk petunjuk lebih lanjut tentang langkah Federal Reserve selanjutnya.

Pertumbuhan pekerjaan AS naik jauh lebih dari yang diharapkan pada Juli, data menunjukkan pada Jumat, mengangkat tingkat pekerjaan di atas tanda pra-pandemi dan menenangkan kekhawatiran ekonomi berada dalam resesi.

Investor membaca data sebagai indikasi The Fed bisa menaikkan suku bunga lebih agresif untuk memerangi inflasi.

Data ketenagakerjaan nonpertanian atau non farm payrolls (NFP) AS dilaporkan mencapai 528 ribu tenaga kerja, lebih tinggi dibandingkan konsensus 250 ribu tenaga kerja. Laporan data ketenagakerjaan Negeri Paman tersebut membuat pelaku pasar memperkirakan adanya kenaikan suku bunga yang lebih besar oleh bank sentral AS The Fed.

Pelaku pasar dengan cepat bergerak memperkirakan sekitar 70 persen kemungkinan The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin pada September.

Data ketenagakerjaan yang kuat meningkatkan taruhan untuk laporan harga konsumen AS pada Juni yang akan dirilis pada Rabu 10 Agustus 2022 nanti, yang dapat melihat sedikit kemunduran dalam pertumbuhannya, tetapi kemungkinan percepatan lebih lanjut dalam inflasi inti.

Baca Juga : Rupiah Sentuh Angka Rp14.876 per Dolar AS

Nonton Juga