RAKYAT.NEWS, Internasional – Ratusan orang di provinsi tengah China, Henan, bentrok dengan polisi setelah seorang wanita berusia 24 tahun dibunuh oleh suaminya.

Puluhan orang berlari di jalan-jalan setelah dikejar oleh otoritas, yang memakai tongkat dan semprotan cabai. Aksi protes ini terjadi di Hua County pada Senin, 27 Februari 2023, setelah ratusan orang marah atas penanganan kasus ini.

Setelah terjadinya bentrokan tersebut, pihak berwenang China meminta warga untuk tetap tenang. Suami korban yang diduga membunuh wanita tersebut dengan pisau atas “perselisihan keluarga” telah ditangkap, kata tim khusus yang ditugaskan untuk menangani masalah ini dalam sebuah pernyataan.

“Organ keamanan publik segera mengendalikan tersangka Zhang Mouhao dan menahannya secara kriminal sesuai dengan hukum,” ujarnya sebagaimana dilansir dari Independent.co.uk, Rabu, 1 Maret 2023.

Administrasi County “berusaha untuk menenangkan perasaan dan menyelesaikan konflik” serta membantu anak-anak dalam keluarga sesuai dengan hukum dan peraturan, kata tim khusus tersebut.

Namun, mereka menuduh “netizen” menyebar “informasi palsu” di internet dan “secara sengaja membesar-besarkan fakta”. “Saya ingin mengingatkan netizen bahwa Internet bukanlah tempat di luar hukum.”

Aksi protes jarang terjadi di China, di mana pemerintah Komunis dikenal mengekang pendapat yang berbeda dan memberlakukan hukum yang ketat. Namun, terjadi peningkatan kemarahan publik sejak warga memprotes kebijakan “zero-Covid” yang ketat dari Beijing pada November lalu.

Protes-protes berikutnya telah menimbulkan spekulasi bahwa ini bisa menjadi awal dari perlawanan politik yang lebih besar terhadap pemerintahan otoriter Presiden Xi Jinping.

Pada bulan Januari, terjadi protes lainnya di provinsi Henan, di mana penduduk setempat menabrak mobil polisi selama perdebatan sengit dengan otoritas tentang hak untuk menyalakan kembang api.