RAKYAT.NEWS, Makassar – Pesantren kilat, biasanya yang terpikir adalah pesertanya pelajar, mahasiswa, anak atau remaja masjid yang dihelat oleh sekolah, organisasi atau komunitas tertentu. Kali ini pesantren kilatnya penghuni Rutan Kelas I Makassar atau disebut Warga Binaan Pemasyarakatan (BWP).

Namanya saja kilat, kegiatan belajar agama yang digelar dalam suasana Ramadan ini pun tidak dalam waktu lama layaknya pesantren pada umumnya. Hanya tiga hari, mulai Senin, 3 April hari ini dan lanjut lagi tanggal 5 kemudian tanggal 8 April mendatang.

Pesantren kilat yang digelar di Masjid Nurul Iman Rutan Kelas I Makassar ini diikuti ratusan warga binaan. Mencapai 500 orang diantaranya dari blok khusus perempuan sebanyak 35 orang.

Materinya berupa kajian fiqih thoharah atau kegiatan bersuci dari hadas dan najis di hari pertama. Menyusul hari kedua belajar fiqih salat dan hari terakhir belajar fiqih puasa. Pematerinya menghadirkan pakar hadist Sulsel, DR. K.H. Syahrir Nuhun, Lc.

Mia (32), salah seorang warga binaan yang turut ikuti kegiatan pesantren kilat ini mengaku sangat tertarik dan bersyukur dapat kesempatan untuk belajar fiqih ibadah.

Menurut Mia yang kini berstatus Tahanan Pendamping (Tamping) Program Pendidikan Al-Qur’an Orang Dewasa di blok perempuan, materi yang disuguhkan dalam kegiatan ini sangat penting dan mendasar dalam pelaksanaan ibadah sehari-hari.

“Bagus ki cara ustadznya menjelaskan. Apalagi hari ini fokus membahas fiqih thaharah, bagaimana bersih dan suci dari segala kotoran, menghilangkan hadas dan Najis yang selama ini hanya sekilas dipelajari waktu SD atau SMP. Alhamdulillah hari ini dapat ilmunya, benar-benar dikupas dengan jelas. Mudah-mudahan bisa saya terapkan dan istiqamah,” ungkap Mia sebagainana disebut dalam keterangan tertulis dari Humas Rutan Makassar yang diterima, Senin, 3 Maret 2023.