JAKARTA – Polisi mengumumkan bahwa mereka memperoleh bukti penting dalam kasus pembunuhan Brigadir J atau Yoshua Hutabarat, yakni CCTV. Pengacara Brigadir J, Martin Lukas Simanjuntak mengharapkan polisi menunjukkan kepada mereka rekaman tersebut.

Baca Juga : 2 LP Polres Jaksel akan Diaudit Timsus Polri

“Kalau harapan kami, kami imbau, selaku pelapor, pada saat gelar atau pemeriksaan tambahan, atau agenda lain, bisa perlihatkan CCTV itu. Supaya bisa memastikan, bagaimana sakaratul maut Yoshua,” katanya, Jumat (19/8/2022).

Martin ingin memastikan buktinya ada.  Jangan sampai polisi bilang mereka ada, tapi menghilang atau berubah di persidangan.

“Supaya kami tahu bahwa barang bukti itu ada. Jangan nanti di persidangan, barang bukti itu hilang atau berubah. Kita nggak tahu, (nanti) dilimpahkan ke Jaksa, Jaksa bilang nggak ada, polisi bilang ada,” katanya.

Sementara itu, terkait rekaman CCTV yang diperlihatkan ke publik sebelum sidang, Martin tidak mewajibkan.

“Mengenai ke publik diperlihatkan atau tidak, itu terserah,” katanya.

Bagi Martin, tindakan membuka CCTV untuk umum sebelum sidang adalah hak prerogatif penyidik ​​Polri. Meski menurut Martin, Presiden Joko Widodo, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD, hingga Kapolri meminta transparansi dalam kasus ini.

“Itu semua diskresi ada di polisi, kalau ikut perintah dari presiden, Kapolri, Menko Polhukam, buka seterang-terang nya, transparan, dan akuntabel. Sudah ada lampu hijau, atau greenlight dari para petinggi. Sekarang tergantung keyakinan dan analisa dari penyidik saja, apakah akan dibuka sebelum sidang lebih untungkan penyidik, atau akan timbulkan kegaduhan di publik karena perlihatkan hal sadis,” ujarnya.

Pengacara Brigadir J belum melihat CCTV, namun ia menduga CCTV menunjukkan kejadian di dalam rumah dinas Ferdy Sambo di Duren Tiga. Rumah yang menjadi tempat kejadian atau tempat eksekusi Brigadir J.

“Bukti CCTV ini merupakan bukti baru dari narasinya Abang Andi (Dirtipidum Bareskrim) ini menurut Saya, CCTV yang ada di rumah Pak Sambo, yang menjelaskan sebelum, saat berlangsung, dan sesudah proses kematian Yosua,” katanya, dilansir news.detik.com