JAKARTA, – Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah, Dr Teguh Setyabudi MPd mengingatkan, bahwa prevalensi stunting di Provinsi Kalimantan Selatan masih cukup tinggi.

“Hal ini harus menjadi perhatian pemerintah daerah baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota, bagaimana upaya dan merumuskan strategi untuk mengatasinya,” ujar Teguh Setyabudi pada FGD Pra Pendampingan yang dilaksanakan secara daring pada Jumat (19 Agustus 2022).

FGD Pra Pendampingan itu digelar sebagai tindaklanjut arahan Presiden dan Menko Bidang PMK pada rapat tanggal 17 Mei 2022, Kemenko Bidang PMK bersama Kementerian/Lembaga pengampu Percepatan Penurunan Stunting melakukan Pendampingan Terpadu di 12 Provinsi Prioritas Stunting, termasuk Kalimantan Selatan.

Kegiatan ini dibuka oleh Dirjen Bina Bangda Kemendagri dan dihadiri Deputi Bidang Kesehatan Kemenko Bidang PMK, Dirjen Cipta Karya KemenPUPR, Direktur Jampelkes BPJS Kesehatan, Wakil Ketua Forum Rektor Indonesia, Perwakilan Pejabat dari BKKBN, Setwapres, Bappenas, Kemenkes, Kemenkeu, Kemendesa, KemenPPPA, Kemenag, KSP, Setkab dan dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah dan Kota Banjarmasin.

Tujuannya untuk memberikan penguatan dan pembinaan terkait berbagai hal yang menjadi kendala dalam pelaksanaan percepatan penurunan stunting di lapangan.

Juga pencapaian target indikator sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 Tentang Percepatan Penurunan Stunting dan Peraturan Kepala BKKBN Nomor 12 Tahun 2021 Tentang Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia Tahun 2021-2024.

Hasil yang ingin dicapai dari FGD ini adalah:

(1) Teridentifikasinya dalam kendala dalam pelaksananaan tata kelola dalam menurunkan pravelensi stunting;

(2) Terindetikasinya kendala dalam melaksanakan intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif;

(3) Terumuskannya rekomendasi percepatan penurunan stunting utk ditindaklanjuti oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Kabupaten/Kota dalam rangka penurunan stunting dengan pencapaian indikator perpres 72 dan RAN PASTI, dengan target nasional 14% prevalensi stunting pada tahun 2024.