RAKYAT.NEWS – Efek rumah kaca adalah masalah lingkungan global yang patut dikhawatirkan. Dalam istilah yang lebih sederhana, efek rumah kaca merupakan peningkatan suhu di bumi akibat dari adanya gas-gas yang memerangkap panas di atmosfer. Gas-gas tersebut diproduksi dalam aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil dan penggunaan energi.

Efek rumah kaca bukan hanya menyebabkan perubahan iklim yang signifikan, namun juga mempengaruhi kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan di seluruh dunia. Fluktuasi suhu yang tampaknya kecil ini dapat berdampak besar pada kondisi cuaca dan lingkungan secara keseluruhan.

Dalam skala global, efek rumah kaca terlihat dari peningkatan suhu di bumi. Menurut Pusat Informasi Iklim Nasional, tahun 2019 menjadi tahun kedua paling panas dalam sejarah setelah tahun 2016, dan 2015 hingga 2019 adalah periode lima tahun terpanas yang pernah tercatat dalam sejarah.

Peningkatan suhu ini dapat mempengaruhi pola cuaca, kenaikan permukaan laut, dan perubahan dalam ekosistem alami. Perubahan iklim juga dapat memicu keadaan cuaca ekstrim dan fenomena bencana alam seperti topan, kekeringan, dan penyakit yang terkait dengan iklim.

Efek rumah kaca juga mempengaruhi kesehatan manusia. Peningkatan suhu dapat memperparah penyakit pernapasan dan kardiovaskular, dan juga dapat meningkatkan risiko penyakit menular seperti malaria dan demam berdarah.

Selain itu, efek rumah kaca juga mempengaruhi kondisi ekonomi dan kesejahteraan manusia. Perubahan iklim dapat menyebabkan kenaikan harga makanan dan energi, dan juga dapat mempengaruhi hasil pertanian dan hasil laut.

Upaya untuk mengatasi efek rumah kaca termasuk mengurangi emisi karbon dioksida dan gas rumah kaca lainnya. Ini bisa dilakukan dengan mengubah sumber energi kita menjadi sumber energi yang lebih bersih seperti energi nuklir, hidroelektrik, dan energi matahari. Penghematan energi juga dapat membantu mengurangi emisi dan mengurangi penggunaan energi yang tidak diperlukan.