RAKYAT.NEWS, BONE – Promotor konser Fiersa Besari dan Mahalini, di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) mendapat sorotan dari penonton VIP dan Pemkab Bone. Penyelenggara konser diprotes karena tidak memfasilitasi penonton berdasarkan harga tiket hingga penyelenggara diduga tidak membayar pajak. Diketahui, konser Fiersa Besari dan Mahalini berlangsung di Planet Cinema, Bone, Jalan Dr. Wahidin Sudiro Husodo, Kelurahan Macang, Kecamatan Tanete Riattang Barat pada Sabtu (3/6/2023) malam.

Baca Juga : Indosat Gaet GSMA untuk Program Digitalisasi Konservasi Magrove di Kaltara

Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Bone, Andi Muhammad Akbar mengungkapkan penyelenggara konser tidak membayar pajak hiburan. Padahal kata dia, ada harga tiket untuk penonton.

“Tidak dia bayar pajaknya. Penyelenggaranya Bone Land Festival,” ujarnya, Senin (5/6/2023), dilansir detikSulsel.

Akbar menjabarkan, pajak terkait penyelenggaraan konser diatur dalam Peraturan Daerah (Perda) Bone Nomor 3 tahun 2014 terkait Pajak Daerah. Dia menjelaskan kegiatan konser dikenakan tarif pajak berkaitan dengan hiburan.

“Sesuai pasal 32 B pagelaran kesenian, musik dan tari dikenakan pajak sebesar 15 persen dari hasil penjualan tiket,” paparnya.

Apalagi pihak penanggung jawab kegiatan mematok harga tiket konser Fiersa dan Mahalini. Dalam satu tiket dipatok hargai mulai kisaran Rp 150 ribu untuk tiket ekonomi hingga yang paling mahal Rp 500 ribu untuk VIP.

Namun pihak penanggung jawab kegiatan lanjut Akbar sama sekali tidak memberi respons baik. Bahkan sejak kegiatan hingga kini penyelenggara belum menunjukkan iktikad baik terkait problem tersebut.

“Kemarin waktu hari Sabtu kita konfirmasi ke Planet Cinema, lalu dikasih nomor panitianya atas nama Rio tapi tidak merespons. Sampai hari ini Minggu tidak ada respons, dan sampai sekarang belum ada pembayaran,” keluhnya.

Dia memastikan akan menyurati event organizer (EO) acara Bone Land Festival. Namun jika belum mendapatkan penjelasan, pihaknya akan membawa masalah tersebut ke ranah hukum.

“Kita akan akan upaya hubungi panpelnya. Kalau memang tidak ada tanggapan dari panpelnya tentu akan diproses hukum. Kami tidak tinggal diam,” tegasnya.

Selain persoalan pajak, event tersebut juga diprotes penonton VIP. Salah satunya Andi Arni yang mengaku kecewa lantaran tak menyaksikan konser tepat di depan panggung.

“Tidak sesuai ekspektasi penyelenggaranya, tidak bagus. Jalur VIP macam apa kayak gini, kecewa penonton, terlalu,” katanya, Minggu (4/6/2023).

Ani mengaku sudah melayangkan protes ke panitia lantaran tempat duduk VIP berada jauh dari panggung. Panitia sempat menjanjikan akan dimajukan, namun sejak kedatangannya pada pukul 16.00 Wita tidak dipindahkan hingga acara selesai.

“Kami kaget, kok gini VIP-nya di belakang, bukan di depan. Kami protes ke panitia, kata mereka akan dimajukan nanti, tapi sampai selesai acara tidak maju-maju,” keluhnya.

Arni mengutarakan sempat marah ke pihak pihak panitia dengan meminta uang kembali setengah, namun tidak mendapat respons. Terpaksa dirinya tidak duduk dan memilih berdiri agar bisa menyaksikan Fiersa dan Mahalini lebih dekat.

“Kami marah-marah tapi tidak dihiraukan. Kami minta uang kembali setengah, panitia tidak direspons, tidak bertanggung jawab. Kami yang VIP akhirnya tidak duduk di kursi karena maju ke depan juga nonton,” tuturnya.

Salah satu panitia, Rio Arfandi Haruna mengaku tidak mengetahui terkait masalah penonton VIP tersebut. Dia menegaskan kegiatan itu sepenuhnya diketahui oleh pihak DRZ.

“Saya dari Ironside, kami bagian panitia tapi bukan inti. Yang tahu itu semua adalah DRZ, Andi Hedir namanya,” ucapnya.

Sementara itu, pihak DRZ Andi Hedir beralasan juga tidak mengetahui soal penjualan tiket konser. Pihaknya hanya menjadi sponsor utama.

“Kami (DRZ) sponsor utama, kalau dari itu kita tidak tahu bagaimana soal tiket. Kalau support acara memang kita, kita bantu pendanaan untuk bayar artis dan sewa tempat,” bebernya.

Hedir mengatakan pihak Ironside yang menjadi penyelenggara acara, termasuk menjual tiket. Dia kembali menegaskan, DRZ tidak mengetahui apa-apa soal tiket.

“Ironside semua yang kelola. Kok saya disebut saya urus teknisnya, padahal kami tidak tau apa-apa. Hasil penjualan tiket siapa yang terima? Karena kami tidak terima uang tiket sedikitpun,” jelasnya.

“Malah kita merasa rugi, tidak dapat apa-apa, bahkan dilarang masuk di acara. Kami pun menyesal terlibat di kegiatan ini menjadi sponsor, karena dapat perlakuan tidak menyenangkan,” pungkasnya.