RAKYAT.NEWS, JAKARTA – Bulan Juni ini PT Pertamina (Persero) akan meluncurkan Bahan Bakar Minyak (BBM) campuran pertamax dengan nabati etanol (bioetanol) yang merupakan energi terbarukan dan diproduksi dari tumbuhan melalui proses fermentasi. Etanol sendiri dapat dibuat dari tanaman, salah satunya tebu.

Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati menuturkan etanol yang akan digunakan berasal dari molases tebu. Menurutnya, transisi energi bukan sekadar menurunkan karbon emisi, tapi lebih penting lagi bagi Indonesia adalah untuk mewujudkan kemandirian energi.

Oleh karena itu, Pertamina mengembangkan energi berbasis sumber daya alam yang dimiliki Indonesia.

“Jadi nanti kami di bulan ini, kami mau launching produk baru, yaitu bioetanol. Jadi pertamax kami campur dengan etanol,” ucap Nicke dilansir dari CNNIndonesia.com.

Ia mengungkapkan proses pembuatan etanol dari tebu tidak akan mengganggu produksi dari pabrik gula. Pasalnya, pihaknya hanya akan mengambil tetes tebu, sehingga tidak rebutan dengan pabrik gula.

Selain itu, bioetanol juga bisa dibuat dari singkong dan jagung. “Jadi kami akan terus lakukan riset-riset untuk menghasilkan bioenergi dari bahan baku nabati,” imbuh Nicke.

Upaya Pertamina merilis BBM baru dari dari bioetanol ini kian menambah portofolio produk bahan bakar nabati. Perusahaan pelat merah itu sebelumnya juga telah mengedarkan BBM yang dicampur dengan minyak nabati, yakni biodiesel 35 persen (B35).

Secara umum, B35 merupakan campuran bahan bakar nabati (BBN) berbasis minyak kelapa sawit, yaitu Fatty Acid Methyl Esters (FAME). Kadar minyak sawitnya 35 persen, sementara 65 persen lainnya merupakan BBM jenis solar.

Mengutip laman Ditjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), bahan baku biodiesel di Indonesia berasal dari minyak sawit (CPO).