JAKARTA – Negara China tengah mengalami resesi seks dengan tingkat kelahiran rendah, diprediksi populasi masyarakat akan semakin menyusut. Hal itu membuat negeri tirai bambu mengumumkan jurus baru untuk mengatasi masalah tersebut.

Saat ini, China tengah mengalami ancaman krisis demografi.

Mengutip NDTV, tingkat kelahiran China merosot menjadi 7,52 kelahiran per 1.000 orang tahun lalu.

Menurut Biro Statistik Nasional ini menjadi yang terendah sejak pencatatan dimulai pada 1949, ketika Partai Komunis China di Dirikan.

Terkini, pemerintah China mengumumkan jurus baru, untuk menggenjot satu keluarga kini boleh memiliki lebih banyak anak. Pedoman kebijakan dikeluarkan Komisi Kesehatan Nasional Selasa (16/8/2022). Badan itu mendesak pemerintah pusat dan provinsi untuk meningkatkan pengeluaran guna kesehatan reproduksi dan meningkatkan layanan pengasuhan anak secara nasional.

“Mereka mengharuskan pemerintah daerah untuk menerapkan langkah-langkah yang mendukung kesuburan aktif,” tulis AFP mengutip pengumuman Komisi Kesehatan Nasional.

“Termasuk menawarkan subsidi, potongan pajak, dan asuransi kesehatan yang lebih baik, serta dukungan pendidikan, perumahan dan pekerjaan untuk keluarga muda,” tambahnya.

Semua provinsi juga harus memastikan bahwa mereka menyediakan layanan pengasuhan yang cukup untuk anak-anak berusia dua hingga tiga tahun. Setidaknya ini harus tercapai di akhir tahun ini.

Sebenarnya, kota-kota Cina yang lebih kaya telah membagikan pajak dan kredit perumahan, tunjangan pendidikan serta insentif tunai untuk mendorong perempuan memiliki lebih banyak anak. Pedoman terbaru yang dikeluarkan hari ini, juga berusaha untuk mendorong semua provinsi untuk meluncurkan langkah-langkah tersebut.

Baca Juga : Konflik China-Taiwan Diprediksi Berdampak ke Neraca Perdagangan RI