MAKASSAR – Pekan lalu, dunia pendidikan tercoreng dan membuat mata terbelalak. Betapa tidak, seorang Rektor sebuah Univeritas Negeri di tangkap bersama beberapa staf terkait dugaan penerimaan mahasiswa baru jalur mandiri, Senin (29/8/2022).

Baca juga:Wakil Rektor III UINAM Angkat Bicara Soal Pungli Lingkup Kampus

Nah, apa yang terjadi dalam dunia pendidikan kita? Label terpelajar dengan gelar yang banyak tidak menjamin semua beres.

Menilik lebih jauh, hampir semua Universitas Negeri melakukan test jalur mandiri. Artinya, bisa jadi bukan hanya universitas tempat dimana Rektor tersebut memimpin dapat diduga melakukan praktek tersebut. Potensi yang sama bisa terjadi di hampir semua perguruan tinggi negeri. Inilah momentum semua perguruan tinggi negeri di Indonesia untuk berbenah.

Di Makassar Sulsel misalnya sejumlah PTN melakukan jalur mandiri. Baik UNHAS, UNM maupun UIN. Menurut salah seorang sumber dalam lingkup UIN, seperti tahun sebelumnya ada jalur mandiri. Untuk jalur ini, mestinya ada 3 komponen dalam menilai proses mandiri ini diantaranya peminatan dan kompetensi.

”Harus ada tim yang menilai skoring untuk menentukan kelulusan,” ungkap sumber yang enggan disebut namanya itu.

Namun terkadang, tim skoring tidak dilibatkan bahkan tidak melakukan skoring sama sekali pada hal ini adalah sebuah keharusan dilaksanakan tim skoring Menurut sumber dalam UIN Alauddin, banyak mahasiswa tidak melakukan pendaftaran ulang.

Alasannya, bisa jadi tidak cocok dalam hal peminatan. Yang unik di kampus UIN Alauddin Makassar adalah, ada fakultas yang melebihi kuota tapi ternyata ada fakultas lain malah berkurang. Informasi, fakultas keperawatan melebihi kuota, tapi jurusan lain seperti saintek, tarbiyah dan ushuluddin malah berkurang.

”Mestinya proses harus lebih transparan dan profesional,” ujarnya.