JAKARTA – Perusahaan teknologi Barat, termasuk Ericsson dan Nokia, mengumumkan rencana untuk keluar sepenuhnya dari Rusia. Lebih banyak perusahaan barat yang menjual atau menarik diri dari bisnis Rusia mereka, setelah awalnya menghentikan operasinya setelah Moskow mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina pada 24 Februari.

Langkah ini mengikuti Dell minggu lalu yang melakukan percepatan penarikan operasinya dari negara itu dengan cepat.

Dilansir dari Reuters, Ericsson mengatakan secara bertahap akan menarik diri dari Rusia selama beberapa bulan mendatang, sementara saingannya dari Finlandia, Nokia, mengatakan pihaknya juga berencana untuk keluar dari bisnis di Rusia pada akhir tahun ini.

Logitech International  yang berbasis di Swiss juga mengatakan akan menghentikan kegiatannya yang tersisa di Rusia, setelah menangguhkan operasinya pada bulan Maret.

“Proses ini membutuhkan perencanaan yang cermat mengingat tantangan politik yang sedang berlangsung. Kami sekarang melihat buah dari rencana keluar yang telah berbulan-bulan dikerjakan. Mereka semua sekarang mengikutinya,” kata Analis di PP Foresight, Paolo Pescatore.

Ericsson sendiri telah menangguhkan bisnisnya di Rusia tanpa batas pada bulan April lalu, sementara Nokia melangkah lebih jauh dan mengatakan akan menarik diri sepenuhnya dari negara itu.

“Pada akhir tahun, sebagian besar karyawan kami di Rusia akan pindah dari Nokia, dan kami telah mengosongkan semua kantor kami. Kami akan mempertahankan kehadiran resmi di negara ini sampai penutupan sesuai hukum selesai,” kata juru bicara Nokia.

Ericsson, yang menempatkan karyawannya pada cuti berbayar awal tahun ini, juga mencatat provisi 900 juta crown atau sekitar US$ 95 juta pada kuartal pertama untuk penurunan nilai aset dan biaya luar biasa lainnya yang terkait dengan pemindahan tersebut.