JAKARTA – Sikap Ketua DPR RI, Puan Maharani banyak dipertanyakan saat insiden unjuk rasa depan kompleks parlemen terkait keputusan menaikkan BBM yang dilakukan pemerintah sebab dirinya sempat menolak hal tersebut pada pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Baca Juga : Peserta FGD Kenaikan BBM Sepakat Lakukan Unjuk Rasa

Salah satu orator aksi mengatakan bahwa saat masa kepemimpinan SBY, Puan sedih terhadap kenaikan BBM.

“Kita tahu semua bahwa dulu ketika di zaman SBY, semua kadernya PDIP wabilkhusus Puan Maharani yang sekarang Ketua DPR itu kan nangis-nangis ada kenaikan (harga) BBM,” jelasnya dilansir dari CNNIndonesia.com.

Koordinator Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) itu kini mempertanyakan sikap Puan yang seolah diam dan tak memperlihatkan sikap yang sama. Padahal, kenaikan harga BBM kali ini lebih tinggi.

Sikap Puan sangat disayangkan karena masih bungkam terhadap suara penolakan masyarakat. Massa mengaku kedatangan mereka hari ini sekaligus menagih pernyataan dari DPR atas kenaikan harga BBM.

“Dia nggak ada tanggapan keberpihakannya terhadap rakyat, hari ini kita cari, hari ini kita pengen minta statement-nya, apa statement-nya dia terhadap kenaikan BBM ini kepada rakyat, apakah akan nangis-nangis lagi atau gimana,” katanya.

Massa buruh dalam aksinya mengancam akan terus menggelar aksi secara masif dan terus menerus andai pemerintah tak kunjung mencabut keputusan kenaikan harga BBM. Massa memastikan aksi akan meluas di sejumlah daerah dan digelar rutin setiap bulan hingga pekan.

Massa buruh membawa empat tuntutan. Selain menolak kenaikan harga BBM, buruh juga mendesak pencabutan UU Omnibus Law Cipta Kerja, meminta kenaikan UMK, dan mendesak DPR membentuk Panja atau Pansus BBM.