“Politik kalau hanya dagang sapi atau sharing power akan mudah rapuh dan terpeah belah. Lihat pandangan Capres Pak Prabowo sangat terbuka dengan siapapun  ada Golkar, PAN, PBB bergabung ke Gerindra. Soal PKB karena masuk angin berkoalisi dengan Nasdem karena ditawari Cawapres,” jelasnya.

Keluarnya PKB ke KIM tak mempengaruhi singnifikansi atau determinasi Capres Prabowo Subianto. Sebab di dalam KIM banyak elemen yang di libatkan dalam penentuan Cawapres. Koalisi Indonesia Maju kata Gus Din lebih mengutamakan, kapasitas, kapabilitas, integritas dan berjuang sampai tuntas.

“Saat ini KIM ada banyak usulan Cawapres. Mulai dari Erick Thohir dan Muhadjir Effendy yang menjadi usulan PAN, Airlangga yang menjadi usulan Golkar dan Cak Imin yang menjadi usulan PKB. Partai Demokrat juga bisa mengusulkan AHY kalau sudah bergabung ke KIM,” jelasnya.

Untuk itu, kata Syafrudin, penentuan Cawapres tetap selalu akan dibahas bersama untuk kesolidan dan kemenangan Prabowo di Pilpres 2024.

“Namanya saja Koalisi yang tentu sejajar posisinya. Semua anggota koalisi bisa mengusulkan ide, gagasan dan usulan nama yang mau diusung. Prinsipnya demokrasi adalah musyawarah bersama, baik Prabowo Subianto sebagai Capres dengan mitra koalisi yang berkoalisi,” ujarnya.