BANDUNG – Ribuan buruh melancarkan aksi unjuk rasa dihadapan Gedung Sate, Kota Bandung, dengan tuntutan menolak naiknya harga bahan bakar minyak (BBM).

Baca JugaPartai Buruh Seruduk Kantor DPRD Sulsel Protes Kenaikan BBM

Ketua DPD Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Jawa Barat, Roy Jinto Ferianto mengatakan, aksi tersebut menyuarakan sejumlah tuntutan.

 

Diantara dari keempat tuntutan tersebut, penolakan harga BBM dan UU Cipta Kerja.

 

“Hari ini kami melakukan aksi unjuk rasa, ada empat poin yang kita minta, yang pertama adalah penolak harga BBM dan kedua soal penolakan UU Cipta Kerja,” jelas Roy dilansir dari CNNIndonesia.com.

 

Lanjut Roy, selanjutnya adalah permintaan revisi UMK 2022 dan menaikkan UMK 2023.

 

“Kami meminta Gubernur Jabar merevisi UMK tahun 2022. Karena upah minimum tahun 2022 tidak naik, dan dengan adanya kenaikan BBM ini tentu harus ada penyesuaian kenaikan upah dan yang keempat adalah tentang kenaikan UMK tahun 2023,” ujarnya.

 

Aksi dimulai pukul 11.00 WIB, dengan melakukan longmarch sejauh dua kilometer dari Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat ke Gedung Sate. Aksi buruh di warnai dengan pengibaran berbagai benda dan orasi menggunakan dua mobil komando.

 

Lebih lanjut, kenaikan BBM telah berdampak pada sektor lainnya.

 

“Tentu ini tidak logis ketika upah tidak naik tetapi harga-harga naik. Dan ini akan menurunkan daya beli dari pada teman-teman buruh,” cetusnya.

 

Roy pun mengungkapkan alasan permintaan kenaikan upah mencapai 24 persen.

 

“Jadi, kenaikan 24 persen ini sangat masuk akal karena pertimbangannya kita lihat saja Pertalite itu dari Rp7.600 menjadi Rp10.000 dan ini kenaikannya itu 32,42 persen. Kemudian Solar dengan harga sekarang itu kebaikannya 26,2 persen,” tuturnya.