JAKARTA – Aturan yang menambah 10 tahun hukuman penjara bagi penolak mobilisasi parsial komando cadangan (Komcad) telah diteken Presiden Rusia, Vladimir Putin. Tidak itu saja, beleid lain juga diteken olehnya terkait warga negara asing yang mendaftar jadi tentara Rusia.

Baca Juga: Kunker Jokowi ke Sultra Serahkan Langsung BLT

Itu dilakukan Putin menyusul mobilisasi yang dibuat guna tingkatkan kekuatan militer Rusia dalam memerangi operasi militer di Ukraina.

Sebagai informasi, sebelumnya, Putin mengumumkan mobilisasi parsial komando cadangan (Komcad) untuk warga di Rusia.

Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu menyampaikan ada 300 ribu tentara cadangan Rusia yang akan dimobilisasi. Kebijakan ini lalu menimbulkan protes dari masyarakat.

Tidak hanya unjuk rasa, sejumlah warga berusaha melarikan diri dari Rusia melalui jalur udara maupun darat.

Setelah Putin mengumumkan hal tersebut, setidaknya 1.300 yang memprotes kebijakan itu ditangkap dan beberapa dari mereka langsung dikirim ke wajib militer.

Melansir dari CNNIndonesia.com, berdasarkan kelompok pemantau independen OVD-Info, polisi Rusia menangkap pedemo di 38 kota negara itu pada Rabu (21/9).

Rinciannya, lebih dari 500 pedemo berasal di Moskow, dan lebih dari 520 orang berada di St. Petersburg.

Juru bicara OVD-Info, Maria Kuznetsova, menyampaikan sejumlah pendemo yang ditangkap polisi anti huru-hara langsung didaftarkan ke militer. Kejadian ini berlangsung setidaknya di empat kantor polisi.

Maria juga menuturkan salah satu warga yang ditangkap diancam persekusi karena menolak wajib militer.

Selain membeberkan nasib orang yang dipenjara, OVD-Info menyampaikan sebagian besar pedemo yang juga diungkapkan identitasnya ke publik. Kebanyakan dari mereka adalah perempuan.

Pihak OVD-Info turut mengungkapkan bahwa protes kali ini merupakan protes antipemerintah terbesar yang melibatkan perempuan dalam sejarah Rusia baru-baru ini.